Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tubuh Penuh Sampah

3 Desember 2010   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Didalam tubuh yang tampak mulus dan indah, sadarkah kita ada berapa banyak kekotoran yang yang hitam dan bau yang tersimpan? Adakah kita merasakan kerisihan?

*
Suatu hari si kecil bertanya,"Papi, sampah itu bau, kan???!

"Iya! Kenapa?" Tanya saya balik.

"Kalau kita kentut bau gak?" Tanyanya lagi.

"Ya bau dong!" Jawab saya.

"Kalau orang eek, bau gak?" Tanyanya semakin membuat penasaran.

"Biasanya bau! Kok dede tanya terus sih? Ada apa?"

"Iya, papi, semua yang bau-bau itu kan ada didalam badan kita! Berarti badan kita ini tempat sampah dong?!"

Ia melanjutkan,"Terus papi kan pernah marah-marah, itu kan sampai juga! Kalau benci orang, itu juga sampah.
Jadi dalam badan kita banyak sampah!"

*

Wah, wah, benar juga kalau dipikir. Bahwa tubuh kita yang begitu kita sayang dan banggakan. Yang tampak mulus dan bersih. Ternyata didalamnya menyimpan begitu banyak kekotoran.
Di hampir semua bagian luar juga terdapat kekotoran. Di lubang telinga, hidung, mulut, dan juga dalam setiap pori-pori tubuh kita terdapat kotoran. Sadarkah kita, daki adalah kotoran yang setia menemani.

Belum lagi kotoran yang tidak terlihat tapi bisa dirasakan.
Kotoran kemarahan, kebencian, keserakahan, kepahitan, kemalasan, dan kedengkian adalah sampah-sampah setia sepanjang waktu di dalam tubuh kita.

Kita manusia memiliki akal budi dan kearifan. Tetapi seringkali tak bisa membedakan sampah mana yang lebih penting untuk dibersihkan.
Bila ada kotoran yang menempel pada tubuh, kita begitu terganggu dan merasa tidak nyaman, sehingga segera membersihkan. Tetapi kotoran-kotoran tidak terlihat yang berada didalam tubuh malah terasa nyaman. Tak terusik untuk segera membersihkannya. Bahkan begitu rela mempertahankannya. Lebih memilih memperindah tubuh luarnya daripada mendandani hati yang ada didalam tubuhnya.
Inilah yang dikatakan manusia pintar hidup dalam kebodohan.

Mungkin kita sebagai manusia tak menyadari tersesat dalam kepintaran. Karena kepintaran kita tidak mengerti lagi antara yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan. Tidak tahu lagi mana kebenaran dan mana pembenaran.

Dalam perputaran dunia yang semakin kacau, kekotoran hati manusia semakin menumpuk dan mengeruh. Semakin sulit untuk dibersihkan. Yang tragis adalah bila kita tidak menyadari.
Tetapi berbahagialah bila ada diantara kita masih memiliki kesadaran untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di hati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun