Belum lagi kotoran yang tidak terlihat tapi bisa dirasakan.
Kotoran kemarahan, kebencian, keserakahan, kepahitan, kemalasan, dan kedengkian adalah sampah-sampah setia sepanjang waktu di dalam tubuh kita.
Kita manusia memiliki akal budi dan kearifan. Tetapi seringkali tak bisa membedakan sampah mana yang lebih penting untuk dibersihkan.
Bila ada kotoran yang menempel pada tubuh, kita begitu terganggu dan merasa tidak nyaman, sehingga segera membersihkan. Tetapi kotoran-kotoran tidak terlihat yang berada didalam tubuh malah terasa nyaman. Tak terusik untuk segera membersihkannya. Bahkan begitu rela mempertahankannya. Lebih memilih memperindah tubuh luarnya daripada mendandani hati yang ada didalam tubuhnya.
Inilah yang dikatakan manusia pintar hidup dalam kebodohan.
Mungkin kita sebagai manusia tak menyadari tersesat dalam kepintaran. Karena kepintaran kita tidak mengerti lagi antara yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan. Tidak tahu lagi mana kebenaran dan mana pembenaran.
Dalam perputaran dunia yang semakin kacau, kekotoran hati manusia semakin menumpuk dan mengeruh. Semakin sulit untuk dibersihkan. Yang tragis adalah bila kita tidak menyadari.
Tetapi berbahagialah bila ada diantara kita masih memiliki kesadaran untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di hati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H