Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perpisahan Yang Indah_Ketika Cinta Berlabuh di Desa Rangkat 9

12 November 2010   13:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpisahan....Adalah harapan awal dari keindahanMemupuk rindu untuk dilampiaskan Dalam kemesraan cinta [caption id="attachment_74980" align="aligncenter" width="300" caption="ewilestari.blogspot.com"][/caption] Minggu pagi diujung bulan November . Ketika embun pagi masih tersisa di dedaunan. Mentari pagi masih terasa menghangatkan.

Di halaman rumah, sepasang insan yang sedang  berbahagia dalam rasa cinta. Berdiri berhadapan saling menggenggam tangan dengan eratnya setulus hatinya. Sang pria meletakkan kedua tangan sang wanita dalam genggaman di dadanya untuk merasakan suara cintanya dan seluruh perasaannya. Tak terpisahkan, menyatu dalam kerinduan! Hening. Burung-burung berhenti berkicau.

Sepasang kekasih impian Desa Rangkat, Kate van Brekeeley dan Uleng Tepu menjelang saat perpisahan.

"Uleng, abang pergi dengan membawa segenap cinta dan kerinduanmu! Akan kembali membawa sejuta harapan dan kebahagiaan. Selamat berpisah hari ini, untuk esok yang indah!"

"Abang Kate, Uleng akan dalam kesetiaan dan ketulusan menanti saatnya untuk berjumpa dengan rasa yang tak terlukiskan. Aku akan menjadi bidadarimu yang memberikan kebahagiaan!"

Lambaian tangan mengiringi perpisahan itu. Tak ada sesal, yang ada harapan untuk berjumpa kembali!

"Sampai jumpa, kekasihku!"

*________________________________________________

Rangkaian Kata penulis kisah ini:

Diawali oleh sebuah keterpaksaan dan memaksakan diri untuk menuliskan cerita ini demi berpartisipasi dan rasa solider sebagai warga Desa Rangkat serta atas penghargaan kepada seorang wanita yang bernama Komala Sari alias Mommy. Tetapi kemudian justru harus saya akhiri dengan rasa ketidakrelaan untuk mengakhiri kisah ini. Karena saya sudah merasakan nikmatnya menulis cerita ini.

Mengapa saya harus mengatakan keterpaksaan? Ya, karena saya tidak mempunyai kepercayaan diri untuk menulis cerita (cerpen). Didalam pikiran saya selalu berkata, bahwa saya tidak (akan?) bisa menulis cerpen. Ditambah lagi, saya memang tidak begitu suka membaca cerpen! Apalagi cerpen tentang cinta. Bikin mengantuk saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun