Kepintaran bukanlah Kepintaran dan kebodohan bukanlah kebodohan. Pintar-pintar tapi bodoh dan bodoh-bodoh tapi pintar.
Yang manakah saya ini?
*
"Pak, kalau dilihat dari tulisan-tulisan bapak, sepertinya bapak banyak tahu ya tentang isi kitab-kitab suci dan banyak membaca buku filsafat?!" Tanya seseorang itu dalam rasa penasaran.
"Maaf, tidak juga! Bahkan tak ada satu ayatpun yang bisa saya hafal diluar kepala dan tak satupun buku filsafat yang pernah saya baca!" Saya mencoba untuk bicara sejujurnya.
"Ah, bapak pasti merendah!" Masih bicara dalam rasa penasaran.
"Loh, apanya yang mau merendah? Kenyataannya memang demikian!" Saya mencoba menyakinkan.
"Pak, saya kan bukan orang bodoh, yang mudah percaya dengan omongan, bapak! Dari tulisan-tulisan bapak saya bisa membaca banyak kebenaran yang berhubungan dengan kitab suci dan filsafat!" Seseorang itu masih penasaran dan sok pintar.
"Nah, oleh sebab itu juga, janganlah mudah percaya dengan kebenaran-kebenaran yang saya tuliskan. Karena semua berasal dari kebodohan saya! Saya hanya menulis berdasarkan kebodohan dari kedalaman hati!" Demikian saya meyakinkan.
"Hah?! Menulis dari kebodohan? Ah, ada-ada saja, bapak ini!" Masih dalam nada tidak percaya dan wajah yang sedikit cemberut.
"Ya, itulah kebenarannya!" Saya tersenyum penuh makna.
"Ah, jadi sebenarnya siapa yang bodoh ya?!" Menggerutu bingung penuh tanya.
Semoga tidak membodohi diri sendiri dengan kebodohan-kebodohan yang banyak terdapat disekitar kita.