Salahkah seseorang memiliki mimpi? Banyak kenyataan yang terjadi
justru berawal dari mimpi! Semoga wacana memperpanjang jabatan
presiden menjadi 3 periode bukanlah mimpi buruk!
* + * + * +
Soal mimpi, tentunya siapa saya boleh bermimpi. Bermimpi ketika
sedang tidur ataupun bermimpi ketika mata sedang melek.
Saya pikir, setiap orang pasti pernah bermimpi.
Jadi bermimpi adalah hal yang sudah biasa bagi manusia.
Masalahnya bisa tercapai atau tidak, yang penting sudah memiliki
sebuah mimpi indah!
Ketika dalam hidup ini, kita memimpikan untuk mencapai atau
mendapatkan sesuatu hal, tentulah itu adalah sesuatu hal yang
wajar. Walaupun bisa saja mimpi kita itu, dianggap tidak wajar dan
menjadi bahan tertawaan orang lain.
Tetapi pernahkah kita menyadark,an bahwa banyak pencapaian
orang yang sukses pada saat ini berawal dari mimpi yang konyol
atau mustahil?
Sekarang seorang Ruhut Sitompul sedang bermimpi untuk merubah
undang-undang agar seorang presiden RI bisa menjabat selama 3
periode yang sebelumnya hanya membolehkan menjabat 2 periode.
Tentunya mimpi Ruhut ini tidak bisa dikatakan salah, karena setiap
orang boleh bermimpi.
Sebuah wacana atau mimpi yang segera mendapatkan reaksi dari
masyarakat. Dimana tentunya sebagian besar menentang. Walaupun
diam-diam pasti ada juga yang mendukung. Tak jarang pula yang
menanggapinya dengan sinis atau cuek bebek.
Berbagai asumsi dan komentar serta perdebatan terjadi.
Yang jelas hal ini tentunya membuat Ruhut dan timnya tertawa
geli. Karena sebagai orang pintar, pasti sudah menduga hal ini akan
terjadi. Ibarat berdagang, jualnya laris manis di pasaran.
Boleh dikatakan ini mimpi yang terencana dan sengaja dilontarkan.
Walaupun kita tahu, SBY secara tegas telah menolak memperpanjang masa jabatannya nanti dan tetap akan mengakhiri masa jabatan 2010 Oktober 2014 nanti.
Tetapi bukankah masih ada waktu bagi orang-orang terdekatnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan rayuan, bahwa ini kehendak rakyat?
Apakah ini murni mimpi seorang Ruhut?
Apakah SBY, seperti umumnya orang yang sedang dalam kekuasaan,
tidak bermimpi untuk bisa terus berkuasa?
Bisa ada, bisa juga tidak!
Tetapi secara manusiawi dan diam-diam, kemungkinannya masih bermimpi.
Buktinya masih terus tebarkan pesona dan mulai tampak
pengkulturan diri.
Tentunya kita juga tidak bisa menyalahkan begitu saja. Setiap orang
mempunyai cara untuk terus dan melanggengkan kekuasaannya.
Namun, bukankah seorang pemimpin bisa berkuasa atau tidak
tergantung rakyat yang memilihnya melalui pesta demokrasi yang
disebut pemilu?
Sayangnya saat ini pesta demokrasi yang digembar-gemborkan, baru
hanya sekedar democrazy!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H