Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Punya Otak !

16 Mei 2010   11:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bila kita melakukan satu kesalahan pada orang lain , bersiaplah untuk menerima kembali kesalahan itu suatu saat !

Seekor singa ingin sekali menyantap daging banteng yang merupakan daging kesukaannya . Dihutan itu terdapat seekor banteng yang sulit sekali untuk ditaklukkan dengan berbagai cara , sedangkan singa sudah sangat ingin sekali menikmati dagingnya yang lezat sekali .
Diaturlah dengan akal bulus oleh singa untuk memperangkap banteng .

Diutuslah seekor rubah yang selama ini menjadi asisten setia singa untuk mengundang banteng makan-makan . Berkatalah singa pada rubah , "Katakanlah pada banteng bahwa sekarang saya sudah bervegetarian , karena itu tidak akan membunuh binatang yang ada dihutan ini untuk disantap , sehingga tidak perlu saling merasa takut . Lagipula saya sudah tua ! Undang banteng untuk makan bersama sebagai tanda persahabatan . "

Pergilah rubah ketempat banteng untuk menyampaikan pesan tuannya . Pada awalnya banteng tetap waspada dan merasa was-was . Namun rubah meyakinkan banteng bahwa singa sudah tidak menyantap daging lagi dan buktinya ia aman selama ini tinggal bersama singa .
Alhasil , banteng bisa diyakinkan untuk datang memenuhi undangan singa .

Disambut dan dijamu dengan ramah , banteng merasa senang dan tenang . Karena makan dengan puas dan kenyang , akhirnya banteng tertidur pulas .
Kesempatan ini tidak disia-siakan singa untuk menerkam banteng dan membunuhnya.

Singa sangat menyukai otak banteng yang begitu lezat .

Karena kelelahan untuk menaklukkan banteng , akhirnya singa memutuskan istirahat sejenak , baru kemudian menikmati otak dan daging banteng . Sebelum ia berpesan kepada rubah untuk menjaga santapannya .

Ternyata sebenarnya diam-diam rubah juga menyukai otak banteng . Pada saat singa tertidur pulas , kesempatan itu digunakan untuk menyantap otak banteng . Dengan teliti ia membuka tengkorak banteng dan setelah itu ia menyusun kembali dengan dengan hati-hati .

Ketika singa terbangun dan dengan tak sabar ia menuju ke tempat mangsanya yang siap disantap . Tetapi alangkah terkejutnya ketika ia menemukan isi tengkorak banteng telah kosong .
Dengan begitu marah ia meminta penjelasan rubah .

Rubah dengan wajah tak berdosa memberikan penjelasan "Wahai tuanku , tengkorak banteng itu kosong , pasti karena banteng itu tak berotak , karena apabila banteng itu berotak , ia tidak mungkin akan tertipu dan terpedaya oleh kita ! "

Singa hanya terbengong dan bergumam , "Ehm, benar juga ya ?! Dasar banteng tak punya otak ! "

Dalam hidup kita dahulu dan kini , tipu daya telah menjadi senjata manusia untuk meraih tujuannya . Padahal kita tahu , itu bukanlah cara yang baik . Tetapi itulah salah satu cara yang "baik " dan cepat untuk mencapai tujuan .

Menipu baik dengan cara yang kasar , halus , dan sangat halus mungkin adalah keharusan bila untuk berhasil .
Tetapi anehnya bagi yang tertipu pun sepertinya tidak merasa tertipu .
Bahkan mungkin kita sendiri adalah bagian didalamnya .

Dunia ini penuh penipuan . Bukan hanya didalam dunia bisnis , bahkan didalam keagamaan tak lepas dari urusan tipu menipu .
Penipuan dengan memalsukan barang dan juga memanipulasi ajaran , bukan hal baru lagi .

Tetapi , kita juga harus ingat bahwa setiap apa yang kita lakukan , bila sudah waktunya , kitapun akan menerima balasan yang sama .

Mungkin hari ini kita masih bisa menikmati dan tertawa dalam tipu daya yang kita lakukan . Tetapi ada waktu dimana kita akan terpana saat mendapatkan balasan !

Semoga kesadaran selalu bersama kita untuk tidak tertipu akan tipu daya kehidupan ini !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun