Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pekerti

25 Agustus 2014   18:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:36 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dulu orang - orang bisa melakukan jual beli bisa cukup dengan saling bersalaman, sekarang sudah ada surat perjanjiannya saja masih bisa saling ingkar.

Susila

Dalam hal tata krama dan sopan santun yang paling sederhana dalam hal perilaku berpakaian dan tutur kata bisa kita saksikan dengan kasat mata sudah jauh melenceng. Atas nama kemajuan berpakaian seronok atau tak pantas serta berkata - kata kasar sudah dianggap biasa.

Tidak usah jauh - jauh melihat kenyataan, melihat yang masih anak - anak di sekitar kita bisa menilai bahwa standar kesopanan yang ada baik menurut ajaran leluhur maupun agama sudah mulai pudar.

Apalagi dalam kenyataan di masyarakat. Melanggar kesusilaan bukan takut - takut lagi malah berlomba - lomba. Bila berani mengingatkan untuk berlaku sopan, malah dicibir dan dimusuhi.

Jiwa Satria

Secara sederhana  sifat satria bisa diartikan sebagai berani menegakkan kebenaran, solidaritas untuk membela kebenaran. Merasa senasib sepenanggungan dengan sesama yang dalam kesusahan. Memiliki kepedulian kepada sesama.

Berjiwa satria sejatinya membuat kita berani mengingatkan teman yang melakukan kesalahan. Berani kepedulian akan keadaan sekitar dengan mengulurkan tangan. Tetapi pilihannya justru kita lebih berani mencibir orang - orang yang benar dan meremehkan yang kesusahan.

Ada yang seharusnya kita bela malahan menghindari atau lari terbirit - birit, sebaliknya ada yang berbuat salah dan tak seharusnya dibela kita mati - matian membela. Bukankah ini pengecut namanya? dan itu akrab dengan keseharian kita.

Bersih Hati

Berani hidup sederhana dengan menjaga keinginan untuk tidak menyeleweng. Tidak mencari keuntungan pribadi dengan menghalalkan segara cara. Bukankah ini bertentangan dengan prinsip kehidupan kita saat ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun