Dulu orang - orang bisa melakukan jual beli bisa cukup dengan saling bersalaman, sekarang sudah ada surat perjanjiannya saja masih bisa saling ingkar.
Susila
Dalam hal tata krama dan sopan santun yang paling sederhana dalam hal perilaku berpakaian dan tutur kata bisa kita saksikan dengan kasat mata sudah jauh melenceng. Atas nama kemajuan berpakaian seronok atau tak pantas serta berkata - kata kasar sudah dianggap biasa.
Tidak usah jauh - jauh melihat kenyataan, melihat yang masih anak - anak di sekitar kita bisa menilai bahwa standar kesopanan yang ada baik menurut ajaran leluhur maupun agama sudah mulai pudar.
Apalagi dalam kenyataan di masyarakat. Melanggar kesusilaan bukan takut - takut lagi malah berlomba - lomba. Bila berani mengingatkan untuk berlaku sopan, malah dicibir dan dimusuhi.
Jiwa Satria
Secara sederhana sifat satria bisa diartikan sebagai berani menegakkan kebenaran, solidaritas untuk membela kebenaran. Merasa senasib sepenanggungan dengan sesama yang dalam kesusahan. Memiliki kepedulian kepada sesama.
Berjiwa satria sejatinya membuat kita berani mengingatkan teman yang melakukan kesalahan. Berani kepedulian akan keadaan sekitar dengan mengulurkan tangan. Tetapi pilihannya justru kita lebih berani mencibir orang - orang yang benar dan meremehkan yang kesusahan.
Ada yang seharusnya kita bela malahan menghindari atau lari terbirit - birit, sebaliknya ada yang berbuat salah dan tak seharusnya dibela kita mati - matian membela. Bukankah ini pengecut namanya? dan itu akrab dengan keseharian kita.
Bersih Hati
Berani hidup sederhana dengan menjaga keinginan untuk tidak menyeleweng. Tidak mencari keuntungan pribadi dengan menghalalkan segara cara. Bukankah ini bertentangan dengan prinsip kehidupan kita saat ini?