Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Politik

27 Desember 2014   21:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaksakan diri menulis soal politik demi tujuan mengundang banyak pembaca dan komentar hanyalah akan mendatangkan kebanggaan sesaat dan kekecewaan pada akhirnya. Bila apa yang kita harapkan tak terwujud.

Dahulu sebenarnya pernah menulis di blog khusus tentang politik. Menarik dan ramai. Ada debat yang sangat menguras energi. Awalnya sangat menggoda untuk terus menulis. Tetapi lama-lama merasa sendiri bahwa memang bukan tidak begitu paham soal politik. Sebab memang bukan bidangnya.

# Melahirkan Saling Menjelekkan

Tak dipungkiri dunia politik saat ini melahirkan dukung-dukungan antar kubu. Sikap netral memang sulit diterapkan. Apalagi pada masa pemilihan presiden dan sampai saat ini pun berlanjut. Memuji dan menjelekkan tak pernah berhenti.

Acapkali menulis pasti tentang dukungan ke satu kubu, sehingga di kolom komentar akan ada komentar-komentar tak terkendali yang saling menjelekkan. Bahkan fitnah dan caci-maki tak terhindari.

Aroma permusuhan dipertunjukkan begitu kentara, tak heran ada istilah 'lovers' dan 'haters' yang tak asing lagi bagi tokoh tertentu.

Begitulah pemandangan yang sudah umum dalam setiap tulisan politik saling menjelekkan bukan hal yang aneh lagi. Kata-kata kasar yang tertulis seperti demikian mudah diketik. Sama mudahnya membuat ludah ke dalam selokan. Apakah ini tak membuat hati gelisah?

# Debat Kusir Tiada Habis dan Menjadi Arena Permusuhan

Walau tidak semuanya, tapi dalam tulisan politik cenderung akan terjadi debat kusir. Dukung-mendukung yang akan menguras energi. Hasilnya? Kesal dan marah. Penyebabnya adalah belum dewasanya dalam berdebat.

Ujung-ujungnya yang didebatkan bukan semata opininya saja. Sebab kebanyakan berujung pada saling menyerang secara pribadi. Bukan pada pemikiran tapi kepada orangnya.

Tidak heran memang dalam setiap tulisan politik lebih sering yang terjadi adalah hadirnya dua kubu yang saling berseberangan atau bermusuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun