Media baru atau yang akrab disebut dengan new media biasanya digunakan untuk menggambarkan konten yang disediakan dengan mengikuti permintaan (on demand) yang menggunakan berbagai bentuk komunikasi elektronik, salah satunya dengan penggunaan teknologi komputer.
Konten dalam media baru dapat dilihat pada perangkat apa pun dan juga menyediakan cara agar orang-orang dapat berinteraksi dengan konten secara real-time, contohnya adalah masuknya komentar dari pengguna serta memudahkan orang untuk dapat berbagi konten secara online kepada orang lain dengan mudah.
Media baru adalah media yang terintegrasi atau saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Integrasi media ini hadir tentunya juga berkat dukungan teknologi internet yang maju dengan menghadirkan interkonektivitas dengan berbagai media lain.Â
Beberapa contoh media baru adalah telepon, komputer, dunia virtual, media tunggal, situs game, human-computer interface, animasi komputer, dan juga instalasi komputer interaktif (Manovich, 2003 dalam Widodo, 2020).
Sayangnya, media baru sering dipertentangkan dengan media lama, seperti televisi, radio, serta media cetak. Para ahli mengkritik perbedaan yang kaku berdasarkan media lama dan baru.
Konsep media baru menjadi sesuatu yang lebih baru, terkini (new times), dan juga era baru (new eras). Media yang dijelaskan tersebut adalah sesuatu yang terpisah dari institusi atau organisasi di mana orang-orang bekerja.
Karakteristik Media Baru
Media baru memiliki beberapa karakteristik (Martin Lister dkk, 2009 dalam Widodo, 2020).
1. Digital : karakter ini membuat informasi menjadi 'terdigitalisasi' yang kemudian memungkinkan informasi untuk disimpan, diolah, dan diakses melalui perangkat dengan teknologi komputer.
2. Interaktivitas : peningkatan interaktivitas bisa diliat melalui tindakan sederhana, contohnya mengomentari sebuah postingan. Namun, beberapa orang dapat menjadi produsen media, contohnya dengan membuat konten mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa media baru dapat meningkatkan budaya partisipatif.
3. Hypertextual : hypertext digunakan sebagai pembuat rujukan teks dari suatu halaman yang akan tersambung ke halaman referensi. Hypertext sangat umum dalam media baru. Beberapa kalangan yang berpandangan optimis melihat fitur ini sebagai kesempatan untuk mandiri dan memanfaatkan peluang.
4. Jaringan (Global) : media digital memberikan fasilitas pada globalisasi budaya. Jaringan memungkinkan seseorang untuk menyatukan sumber daya dengan mudah dengan jangkauan yang lebih luas.
5. Virtual : representasi dari sebuah kondisi yang terlihat seperti nyata. Orang dapat merasakan seolah sedang bertemu dan dapat melihat orang lain, walaupun sebenarnya hal tersebut didorong oleh perangkat dengan teknologi internet dan juga unsur audio-visual yang baik.
6. Simulasi : representasi hal nyata menjadi sebuah simulasi dengan menggabungkan seni dan tentunya juga dengan penggunaan teknologi. Contoh simulasi yang dapat dilihat dengan jelas adalah game dalam komputer yang membuat pengguna dapat masuk ke dalam kehidupan virtual.
Pada media baru, orang memiliki hak untuk memanfaatkan media yang ada dan juga memberikan kebebasan bagi seseorang untuk melakukan perubahan baru dalam komunikasi (Fauzi, 2017).
Perubahan Komunikasi di Era Media Baru
Internet dan world wide web adalah dua elemen utama yang memungkinkan teknologi media baru menjadi media komunikasi (Simarmata, 2014).
Era media baru dengan didukung oleh teknologi menjadikan media sosial sebagai hal yang dapat mempermudah dalam menjalin hubungan sosial di dunia maya.
Whatsapp, Instagram, Twitter, dan sosial media lainnya adalah aplikasi yang didukung dengan teknologi internet serta perangkat yang memadai untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahkan dengan jarak yang jauh.
Banyak orang memanfaatkan kemudahan berkomunikasi dengan sosial media. Walaupun komunikasi tatap muka masih menjadi hal yang paling penting dari segala bentuk komunikasi, tetapi hadirnya media baru juga berperan penting dalam perubahan cara berkomunikasi dan bertukar informasi yang dapat dilakukan dengan mudah, termasuk dalam situasi genting sekalipun.
Fitur-fitur yang ada di berbagai sosial media juga sangat beragam dan dapat membuat penggunanya merasakan pengalaman berkomunikasi yang menyenangkan, salah satu contohnya adalah video call. Dengan video call, sejauh apa pun jarak, orang-orang masih dapat melihat satu sama lain seperti bertatap muka langsung.
Versi audio dapat didengarkan di sini!
Daftar Pustaka
Widodo, Y. (2020). Buku Ajar: Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H