Kelima, Love of God, merupakan bentuk cinta tertinggi yang dilakukan oleh manusia kepada penciptanya. Bentuk cinta ini diwujudkan lewat tindakan akan kehidupannya saat ini. Jadi cakupan cinta begitu luas, oleh karena itu jangan heran apabila cinta itu bisa hadir meskipun dengan orang baru sekalipun.
Apakah Cinta bisa menjadi Toxic?
Kita tahu bahwa cinta punya kekuatan yang luar biasa besarnya. Seperti pada pembahasan sebelumnya, saking besarnya makna cinta maka semakin banyak pula versi dan cara orang membahasakan cinta tersebut.Â
Cinta bisa diibaratkan sebagai belati bermata dua. Ketika cinta yang tidak bisa dikontrol justru akan bisa membuat orang masuk dalam perasaan dan sikap  yang tidak baik seperti sikap posesif, sikap rakus, sikap benci bahkan bisa menghadirkan sikap ego.Â
Contohnya adalah orang yang terlalu mencintai dirinya  sendiri yang hanya selalu memikirkan diri sendiri bisa menimbulkan perasaan ego dan tidak peduli dengan orang lain.Â
Berikutnya adalah cinta yang posesif dihadirkan dalam sebuah hubungan, maka akan membuat salah satu pihak akan merasa disakiti, merasa dikekang  bahkan tidak bahagia.Â
Adapun contoh lainnya adalah ketika orang terlalu mencintai uang, maka ia akan melakukan banyak cara untuk mendapatkannya, bahkan cara yang tidak baik pun akan ditempuh.Â
Dari kasus-kasus seperti ini kita perlu memahami bahwa pengetahuan sangat dibutuhkan dalam sebuah relasi, sehingga kita pun bisa menyeimbangkan dan mengontrol perasaan cinta.
Di akhir tulisan ini, saya menyimpulkan bahwa cinta adalah  The king of feeling yang dimiliki oleh manusia. Manusia bisa bahagia karena cinta, bisa juga bersedih karena cinta, bisa juga menderita karena cinta.Â
Cinta adalah perasaan yang mampu menimbulkan  perasaan-perasaan lain. Dengan demikian maka sangat penting untuk kita mengatur perasaan yang bermakna ini dengan sangat baik.
 Referensi