Lawan Politik Identitas dengan Sosialisasi Cegah Covid-19 sebagai Isu Utama Pilkada

Sudah barang tentu, harapan tersebut lebih memungkinkan untuk terwujud, manakala kita memiliki elite-elite politik yang kompeten, berkualitas, dan mempunyai program-program yang jelas. 

Karena itu, sejak awal yang seharusnya diafirmasikan (termasuk di dalam Pilkada) adalah pertarungan politik programatik dan bukannya politik identitas.

Selain itu, sesuai usulan Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian ke KPU untuk memasukkan materi program penanganan COVID-19 ke dalam materi debat Kandidat Pilkada 2020 merupakan upaya ampuh untuk melawan politik identitas yang kerap terjadi di perhelatan Pemilu.

Mendagri Tito dalam berbagai kesempatan selalu menekankan Pilkada Serentak 2020 adalah momentum emas menjadikan penanganan pencegahan penyebaran COVID-19 sebagai isu sentral, sehingga sosialisasi dan edukasi terkait antisipasi COVID-19 serta protokol kesehatan bisa lebih massif lagi. 

Hal itu mengingat total jumlah daftar pemilih tetap di Pilkada 2020 sekitar 106 juta pemilih. Ditambah dengan puluhan ribu petugas pemilih dan juga semua sorotan media, pemberitaan dan sosialisasi kampanye para pendukung dari 738 paslon di 270 daerah di media sosial, pembicaraan soal penanganan COVID-19 dan protokol kesehatan secara otomatis menjadi medium edukasi bagi masyarakat agar lebih sadar dan disiplin menjalani protokol.