Meritokrasi, Mungkinkah?
Bagi saya, Pilkada di masa pandemi ini, harusnya dapat menjadi motivasi kuat bagi kita untuk memilih pemimpin yang kompeten. Artinya, melihat dari rekam jejak dan mendasarkan pada politik programatik, sesuai dengan nilai ideal atau normatif dalam demokrasi.
Pilkada di masa Pandemi ini, harusnya menyadarkan kita, agar kita tidak lagi tergiur dengan praktik-praktik klientisme, atau hanya mendasarkan pada politik uang, karena bagaimanapun juga kita memerlukan pemimpin yang benar-benar kompeten, berintegritas, dan sebagainya, agar tidak membawa kita ke dalam krisis yang semakin parah.
Singkat kata, Pilkada di masa Pandemi ini, harusnya mampu menyadarkan kita agar bersungguh-sungguh mengupayakan terwujudnya meritokrasi, salah satunya yaitu dengan memilih pemimpin yang berkualitas, berintegritas, sehingga diharapkan mampu memberi pelayanan publik yang maksimal, termasuk di dalamnya membuat program-program yang efektif dan tepat sasaran.
Demokrasi yang mendasarkan pada kepemimpinan meritokrasi pun, akan mampu menghadirkan kebijakan yang responsif, serta mampu mengefektifkan dan mengoptimalkan kinerja birokrasi.Â
Bagi saya, semua itu dibutuhkan untuk menghadapi Pandemi ini. Oleh sebab itu, sekali lagi, di tengah Pandemi yang menyesakkan seperti ini, inilah saatnya kita mengupayakan terwujudnya kepemimpinan yang meritokrasi, dan tidak lagi mempedulikan praktik klientisme ataupun politik uang yang hanya untuk kebutuhan sesaat tersebut.