PANGGUNG politik di tingkat lokal nampaknya mulai memanas dan memacu adrenalin politik para kontestan yang akan berkompetisi pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.Â
Pasalnya, di level elite mulai gerilya melancarkan serangkaian politik citra untuk mendapatkan insentif elektoral dari publik.Â
Tarik menarik kepentingan juga tak dapat dihindari sebagai sebuah konsekuensi dan keniscayaan dalam demokrasi.Â
Demikian juga, dinamika politiknya kian terpolarisasi dan bergeser ke arah perdebatan substansial sebagai jantung persoalan.Â
Kondisi tersebut harusnya dijadikan momentum untuk mengkonversi energi persaingan yang kompetitif dan sportif, diglorifikasi menjadi semangat penanganan COVID-19 dan dampak sosial ekonominya.
Kerasnya pertarungan diharapkan tidak jauh dari perdebatan gagasan dan ide untuk berbuat lebih banyak bagi kemajuan daerah serta bekerja lebih keras lagi diiringi komitmen penuh untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di daerahnya.
Namun terlepas dari perdebatan dan pelbagai dinamika politik yang berlangsung, menarik mencermati perilaku politik segmen pemilih millenial yang juga ikut terlibat mewarnai dinamika Pilkada serentak itu.Â
Dalam konstelasi dan dinamika politik pilkada serentak ini, millenial tak sekadar jadi objek dari pertarungan itu, millenial justru mengambil peran penting dalam panggung politik Pilkada serentak 2020 ini.Â
Akan jauh lebih menarik jika millenial menjadi motor pergerakan dalam ajang kontestasi elite politik lokal tersebut.
Panggung Politik Millenial
Pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara termasuk Indonesia menyebabkan aktivitas politik dan perekonomian nasional "lumpuh total" bahkan hampir terjerembab ke jurang resesi.Â
Akibatnya, terjadi krisis di semua sektor dan menjangkit ke semua lapisan masyarakat yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.Â