6. Ketika dia menyembunyikan banyak hal darimu, lalu berdalih soal masa depan. Begitulah cara seorang berpaling, perlahan menjauh, jauh dan terus menjauh.
7. Impianmu ku peluk sebagai kodrat menjaga rasa. Aku tak berdaya menolak kemauan hati.
8. Pendiritaan itu sebuah kepastian, banyak orang benar-benar menggapnya keihklasan bahkan untuk berpaling kepada hati yang lain.
9. Kalau kau hilang semangat dirimu, kembalilah. Di sini, aku adalah sandaranmu yang kokoh, memberikan bahu untuk kau kisahkan pilumu.
10. Terpaksa, fajar berlabuh setelah malam menancapkan layar. Harapan orang-orang meyudahi perkara kecil ketika bimbang dengan ketidakmampuan mereka menjaga hati.
11. Ketika air di matamu sudah berlinang, segalanya telah terlupakan, dan pada akhirnya perpisahan datang sebagai hakim adil untuk memisahkan kedua hati.
12. Tidak ada lagi hangat yang kesejukan, kini semua sudah kelam. Maaf, aku tak bisa korbankan keyakinan mencinta untuk hati yang cepat rapuh.
13. Ada rona-rona luka, dan hati seketika remuk. Tapi aku terpaksa ridho, karena percaya bahwa luka akan sembuh dengan segera setelah kedukaan berlalu pergi.
14. Terkadang aku merasa terluka dengan senyuman manismu sebab terpesona. Bagaikan busur panah menikam sedalam-dalam tepat pada kesukaanku hingga aku tak berdaya.
15. Ibarat rindu, malam dingin akan kembali, perlahan menuju maha terang pagi nanti. Mendambakan pulang pada hati yang benar-benar menaruh rindu, pulang pada dada hampa dibelahan bumi yang lain.
16. Terkadang alasan mecintai membuat kamu semakin sering mencemburui rutinitas seseorang. Cemburu dengan semua hal yang dia lakukan.