Hai, hai, hai....Kompasianer
Sesuai dengan tujuan kata kopi, menulis di Kompasiana dengan Nama Kata Kopi hanya focus pada Karya Sasrta. Lebih tepatnya, belajar menulis berbagai karya sastra. Kali ini, Kata Kopi coba menulis sebuah karangan merangkap.Â
Dalam Kasya Sastra, Karangan ini mengambarkan realitas (realisme) dengan menggunakan gaya karangan bebas. Sekedar untuk diketahui, sajak sebenarnya memiliki banyak bentuk, ciri, sifat dan juga jenis.
Dalam sejumlah karya sastra, selain sajak. Biasanya menggunakan gaya bahasa yang beragam dengan pemilihan kata atau diksi tertentu dan sarat makna. Di sini, kata kopi juga ingin belajar menulis sajak karena ketertarikan dengan dunia Karya Sastra.Â
Salah satu sajak ini, dari yang kata kopi belajar, sajak ini menunjukan jenis Sajak Paruh berdasarkan bunyi sajak. Kalau pembaca yang sudah sangat paham dengan karya sastra jenis ini, kiranya dapat memberikan masukan dan sebagai dukungan untuk belajar karya sastra terutama menulis sajak dan puisi atau jenis lainnya. Berikut sajak yang kata kopi tulis :
Pergi ke pantai, ikan di laut makin kurus
Pergi ke hutan, bukit gundul meringis
Pergi kota, polusi seperti setan
Pergi ke desa, sembako harganya melangit
Kami yang hidup, dikejar - kejar ketakutan
Menakut-nakuti kehidupan
Pergi ke sekolah, biaya kemahalan
Pergi ke kantor, nepotisme menjamur
Pergi ke pasar, sayuran sudah kering
Pergi ke kebun, tanahnya punya negara
Kami hidup dengan gangguan kebijakan
Mental dijajah atas nama kebijaksanaan
Â
Kata Kopi "Tak Ingin Hidup"
Batam, 19/02/2023