Tapi kau cercah kemiskinan dan tuhankan kekayaan
Kau lupa, kenikmatan dan cinta dari air hitam yang kau teguk
Yang entah seperti apa makna yang harus ku sebut
Haruskah aku curiga pada pendusta?
Sedangkan aku tahu, menyeruput kopi itu kebebasan
Siapa saja berhak, menikmati cinta dari kopi
Para bangsawan, konglomerat, sosialita, muda-mudi dan juga kau
Aku, bukan penikmat yang mencari hikmah
Tak ubah seperti orang-orangan kayu di kebun kopi
Aku hanya nikmat yang candu,
Bukan pendusta yang pandai meramu janji-janji madu