Metaetika muncul pada abad ke-20, metaetika adalah sebuah studi etika yang menyelidiki dan menetapkan arti dan makna dari istilah-istilah normatif yang diungkapkan melalui pernyataan-pernyataan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan. Istilah normatif yg menjadi objek pembahasanya adalah keharusan, baik, buruk, benar, salah, terpuji, tidak terpuji, adil, tidak adil, dll. Ada beberapa teori yang terkenal dalam bidang metaetika, diantaranya:
- Naturalisme
Teori ini menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral dapat diselidiki atau diteliti secara ilmiah. Istilah normatif seperti baik dan buruk menurut teori ini sangatlah pelik dan dapat disamakan dengan istilah-istilah deskriptif.
- Kognitivisme
Teori ini bisa bersifat naturalis dan non naturalis, kognitivisme adalah teori metaetika yang berpandangan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral tidaklah selalu benar, ia bisa juga salah. Dan pertimbangan-pertimbangan moral dapat dijadikan subjek ilmu pengetahuan.
- Intuisionisme
Teori ini berpandangan bahwa pengetahuan manusia mengenai nilai-nilai normatif diperoleh dari intuisi. Teori ini tidak memberikan batasan-batasan non normatif terhadap istilah normatif etis seperti baik dan buruk. Maka bagi teori ini pengetahuan manusia mengenai istilah normatif jelas dengan sendirinya, karena intuisi manusia dapat merasakan hal tersebut dengan intuisinya. Maka dengan begitu intuisi manusia dapat mengetahui esensi-esensi istilah normatif.
- Subjektifisme
Teori ini berpandangan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral sebenarnya mengungkapkan fakta-fakta subjektif tentang tindakan manusia. Maka dengan begitu, sebenarnya pertimbangan moral tidak dapat mengungkapkan fakta-fakta objektif. Lebih mudahnya, jika manusia mengatakan bahwa suatu tindakan moral itu benar, sebenarnya karna ia menyetujui hal tersebut adalah benar (subjektif). Dan suatu tindakan dikatakan salah karena ia tidak menyetujui tindakan itu. Dengan demikian pertimbangan-pertimbangan moral sebenarnya hanya masalah kesetujuan dan ketidak setujuan subjek.
- Â Emotifisme
Teori ini berpandangan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral sebenarnya tidak mengungkapkan suatu nilai pada istilah-istilah normatif. Baik dan buruk atau benar dan salah sebenarnya adalah reaksi emosional subjek terhadap tindakan moral. Dengan demikian istilah-istilah normatif tidak berbeda dengan ungkapan atau seruan emosional lainnya.
- Imperatifisme
Teori ini berpandangan bahwa pertimbangan-pertimbangan moral bukanlah ungkapkan yang bisa disebut benar atau salah. Menurut teori ini istilah-istilah moral hanyalah samaran dari bentuk ungkapan imperatif. Ungkapan "kebohongan tidak baik" sebenarnya adalah samaran ungkapan imperatif dari "janganlah berbohong". Teori emotif dan imperarif dapat digolongkan kedalam nonkognitivisme, adapun subjektivisme, emotifisme, dan imperatifisme juga dapat digolongkan ke dalam skeptisisme.
- Skeptisisme
Teori ini berpandangan bahwa tidak ada kebenaran moral dan moralitas tidak memiliki landasan rasional. Menurut teori ini kebenaran moral hanyalah soal adat dan selera, maka dari itu norma-norma etis tidaklah mutlak. Pandangan teori ini sangatlah mirip dengan relativisme yang berpandangan bahwa kebenaran tidaklah mutlak dan universal, kebenaran bersifat relatif dan subjektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H