Mohon tunggu...
Syahyurli AB
Syahyurli AB Mohon Tunggu... -

interior designer, penikmat, pelaku dan pecinta seni...(selebihnya cuma orang biasa, pelupa akut, hobby leyeh-leyeh, suka menunda-nunda, suka tertawa, dan suka melihat dunia dari sudut yang berbeda)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka untuk Gubernur Riau

3 Oktober 2014   03:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:34 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atuk Anas yang terhormat,

Jadi begitu ya tuk?, jadi selama ini atuk memang tahu siapa saja pengusaha sawit pembakar lahan di Riau?, dan atuk malah menikmati uang milyaran hasil suap pembebasan lahan itu?
Tega sekali atuk ini...

Jadi selama ini Atuk biarkan kami, anak istri kami, orang-orang tua kami berhari hari menghirup udara yang sangat kotor dan bahkan sudah sampai pada kadar berbahaya di seluruh penjuru kota, tanpa sedikitpun atuk merasa bersalah?

Kami ingat betul waktu itu atuk cuma meminta warga Riau untuk pasrah kepada Tuhan, lalu atuk pun kabur meninggakan kami semua entah kemana, mungkin waktu itu atuk ingin menghirup udara segar di suatu tempat peristirahatan, entahlah...

Dan ketika presiden SBY mendadak ingin sidak ke Riau karena tak tahan didesak terus oleh masyarakat yang sudah banyak terserang ISPA, atuk pun terbirit-birit pulang ke Pekanbaru...

Kami juga masih ingat bagaimana marahnya atuk ketika disindir wartawan karena membangun dinasti dengan menempatkan anak-anak dan sanak saudara di posisi-posisi strategis dalam pemerintahan.

Umpatan atuk dalam kata-kata yang kotor waktu itu, benar-benar menyentakkan kami semua, dan sekaligus membuat kami tertawa geli mengingat usia atuk yang sudah sangat tidak pantas mengucapkan kata kata 'mutiara' itu.

Setelah kejadian itu atuk lagi lagi dengan tanpa rasa bersalah seolah mengejek warga Riau yang telah memilih atuk dengan mengatakan: 'maaf kalau salah pilih, yang penting saya sudah jadi gubernur' (wuek!).

Terus terang tuk, banyak diantara kami yang terpingkal pingkal, sekaligus miris mendengar ucapan atuk yang kekanak-kanakan itu.

Tapi akhirnya kami mulai terbiasa dengan segala kejutan demi kejutan yang atuk lakukan (sebenarnya kekagetan kami pertama kali adalah justru ketika mendengar atuk menang pilkada).

Sebenarnya masih banyak lagi kejutan demi kejutan yang atuk lakukan pada warga Riau, yang tak sempat kami paparkan disini, sepanjang masa kepemimpinan atuk yang seumur jagung itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun