Jika anda percaya bahwa manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan setiap anak Adam berdosa maka tidak ada alasan untuk tidak senantiasa memohon ampunan-Nya. "Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian" (HR Muslim)
“Astaghfirullah...Astagfirullah.... Astaghfirullahal ‘azhim”
Terkadang kita terlalu banyak minta ini dan minta itu baik secara khusus maupun biasa sampai-sampai kita lupa minta ampun. Minta ini minta itu tidak salah namun jangan lupakan juga minta ampun. Karena Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam sendiri minta ampun 70 kali sehari, riwayat lain mengatakan “Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim).
Banyak beristigfar bisa membuat kita menuai banyak rezeki. Tentunya rezeki yang dimaksud disini bukan hanya uang dan harta. Karena kesehatan, ketenangan, kedamaian, keahlian, mudah dalam segala urusan, terhindar dari bahaya, anak yang soleh, istri yang sholehah, kawan yang baik dan masih banyak lagi, juga merupakan rezeki.
Berikut ada beberapa contoh dan pelajaran tentang bagaimana dahsyatnya manfaat dan kekuatan istighfar (minta ampun) dari sumber dan orang yang amat sangat terpercaya. Tidak ada alasan untuk tidak mempercayainya.
Nabi Nuh a.s. berkata kepada kaumnya ; “Beristighfarlah kepada Tuhanmu – sesungguhnya Dia Maha Pengampun – niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh :10-12)
Ada sebuah atsar (perkataan ataupun perbuatan yang disandarkan kepada Sahabat ataupun Tabiin) dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana faedah istighfar yang luar biasa.
“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Imam Hasan memberikan obat yang sama, yakni istighfar, untuk problematika yang beragam, bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Ditanya berbagai persoalan jawabannya itu-itu juga !? Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari, 11: 98)
Dalam QS: An-Naml 46 Nabi Shaleh a.s. berkata kepada kaumnya (kaum tsamud) :
Dia berkata: “Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat”.
Beristighar kepada Allah kemudian menyertakan dengan amal, dan amal merupakan sebab mendatangkan rahmat Allah.
Kemudian ada juga perkataan Nabi Hud a.s. kepada kaumnya ;
Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud : 52)
Kisah Nabi Yunus a.s. di dalam perut ikan Nun juga bisa dijadikan pelajaran dan inspirasi bagaimana dahsyatnya kekuatan minta ampun.
Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: “Laa ilaaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dzhalim)”
Allah mendengar doa Yunus, dan Memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di sebuah pantai.
Seandainya kalau bukan karena doa Nabi Yunus kepada Allah, niscaya dia akan diperut ikan Nun sampai hari berbangkit. Sehingga Istighfar merupakan diantara bentuk terkabulkannya doa, dan ini adalah adab didalam berdoa yakni beristighfar kemudian mengagungkan asma Allah kemudian bersholawat kemudian berdoa apa yang dikehendaki. Dan Rasulullah menyukai doa yang bersifat umum.
Lafadz istighfar secara umum “Astaghfirullahal ‘azhim” atau “Astaghfirullah”. Bisa juga, Doa Sayyidul Istighfar, Doa perlindungan dari kesyirikan, Doa taubat pertama diucapkan oleh umat manusia, Nabi Adam a.s. dan Hawa: “Rabbana dzalamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin,” (Ya Tuhanku. Sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Kau tidak mengampuni dosa-dosa kami, maka kami menjadi hamba yang merugi).
‘Aisyah radhiallaahu ‘anha berkata, “Beruntunglah orang yang mendapatkan di dalam shahîfah (lembaran amalnya) istighfar yang banyak.”
Qatâdah berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian penyakit dan obat; penyakit itu adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar.”
Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka." (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)
So sudah ada begitu banyak contoh dan pelajaran dari sumber yang amat sangat terpercaya masihkah kita enggan untuk senantiasa membiasakan diri untuk minta ampun ditengah begitu banyaknya permintaan-permintaan kita yang lainnya (entah itu secara sadar ataupun tidak).
“Astaghfirullah...Astagfirullah.... Astaghfirullahal ‘azhim”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI