Imam Hasan memberikan obat yang sama, yakni istighfar, untuk problematika yang beragam, bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Ditanya berbagai persoalan jawabannya itu-itu juga !? Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari, 11: 98)
Dalam QS: An-Naml 46 Nabi Shaleh a.s. berkata kepada kaumnya (kaum tsamud) :
Dia berkata: “Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat”.
Beristighar kepada Allah kemudian menyertakan dengan amal, dan amal merupakan sebab mendatangkan rahmat Allah.
Kemudian ada juga perkataan Nabi Hud a.s. kepada kaumnya ;
Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud : 52)
Kisah Nabi Yunus a.s. di dalam perut ikan Nun juga bisa dijadikan pelajaran dan inspirasi bagaimana dahsyatnya kekuatan minta ampun.
Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: “Laa ilaaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dzhalim)”
Allah mendengar doa Yunus, dan Memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di sebuah pantai.
Seandainya kalau bukan karena doa Nabi Yunus kepada Allah, niscaya dia akan diperut ikan Nun sampai hari berbangkit. Sehingga Istighfar merupakan diantara bentuk terkabulkannya doa, dan ini adalah adab didalam berdoa yakni beristighfar kemudian mengagungkan asma Allah kemudian bersholawat kemudian berdoa apa yang dikehendaki. Dan Rasulullah menyukai doa yang bersifat umum.
Lafadz istighfar secara umum “Astaghfirullahal ‘azhim” atau “Astaghfirullah”. Bisa juga, Doa Sayyidul Istighfar, Doa perlindungan dari kesyirikan, Doa taubat pertama diucapkan oleh umat manusia, Nabi Adam a.s. dan Hawa: “Rabbana dzalamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin,” (Ya Tuhanku. Sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Kau tidak mengampuni dosa-dosa kami, maka kami menjadi hamba yang merugi).
‘Aisyah radhiallaahu ‘anha berkata, “Beruntunglah orang yang mendapatkan di dalam shahîfah (lembaran amalnya) istighfar yang banyak.”