Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat kenaikan upah/gaji riil per tahun di ibukota tidak sampai 10% (PSSP DKI, 2019). Sedangkan kenaikan harga properti setiap tahunnya di Jakarta dapat menyentuh 10% sampai dengan 15%, tergantung pada lokasi properti dan pembangunan di wilayah sekitar properti tersebut (DBS ID, 2020).
Inilah salah satu jurang pemisah rumah impian di milenial seharga 3 hingga 4 digit, dengan jerih payah per bulan kaum milenial yang dihargai 1 hingga 2 digit, belum tersentuh biaya hidup.
Faktor lain yang menyebabkan kurangnya daya beli milenial terhadap rumah adalah gaya hidup konsumtif. Hasil survei Susenas BPS 2017 melampirkan pengeluaran untuk konsumsi keluarga milenial terdapat pada kisaran 39,4% hingga 60% dari total pengeluaran (Lokadata, 2018).Â
Manajer Senior TD Ameritrade, Dara Luber mengatakan dilihat dari kebiasaan pengeluarannya, generasi saat ini tiga kali lebih luas kategori pos belanjanya ketimbang generasi sebelumnya yang mencakup hiburan, belanja, dan liburan (CNBC Indonesia, 2019).Â
Tingginya pengeluaran untuk hiburan, belanja, dan liburan kerap mendistorsi niat generasi milenial untuk menyisihkan anggaran membeli rumah. Kongko-kongko di kedai kopi, tempat-tempat makan, dan hiburan hits menjadi tren tersendiri di kalangan milenial.
Selain itu, kemudahan akses melalui gadget mendorong milenial untuk membeli barang atau makanan yang diinginkan, terlebih bila ada serbuan promo (Akurat, 2018). Ditambah lagi, budget untuk traveling lebih diutamakan milenial yang lebih memilih membeli pengalaman ketimbang aset (CNBC Indonesia, 2019).
Solusi Umum Milenial Membeli Rumah
Melalui KPR, memiliki rumah seharga ratusan juta hingga milyaran rupiah di perkotaan dengan gaji standar saat ini bukanlah sebatas isapan jempol. Namun dibutuhkan keterampilan mengelola finansial untuk membayar cicilan dan bunganya selama 10 hingga 20 tahun.
Sebelum mengajukan cicilan, kreditur harus membayar uang muka atau Down Payment (DP) yang besarannya sekitar 10% sampai 20% dari harga rumah.Â
Sekali lagi dengan pendapatan standar, milenial harus pandai mengelola keuangan untuk menebus uang muka. Kabar baiknya, beberapa lembaga keuangan sudah berani untuk memberikan layanan KPR DP lebih rendah, bahkan tanpa DP (Rumah123, 2018)