Ternyata tidak demikian. Partai dan kekuasaan boleh mati, tapi ideologi fasisme tak pernah mati. Saat ini, muncul kembali potensi kekuatan fasis dalam wujud partai sayap kanan yang anti imigran di Eropa, seperti Partai Alternatif untuk Jerman di wilayah Jerman, Gerakan Lima Bintang di Italia serta Front Nasional di Prancis (BBC, 2019).Â
Kejadian politik dunia yang terjadi akhir-akhir ini, seperti Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa) serta terpilihnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang anti imigran menambah ketakutan meningkatkan nasionalisme sempit dan meningkatkan peluang terjadinya Perang Dunia III dengan skala yang lebih besar.
Hal ini menjadi alarm bahaya bagi kita semua. Menjadi kewajiban generasi kita di masa sekarang untuk menjaga perdamaian dunia dan mencegah perang akibat nasionalisme sempit dan fasisme muncul.Â
Dengan mengembangkan sikap toleransi dan bela rasa terhadap sesama, kita turut menutup celah bagi fasisme untuk berkembang. Cukuplah tulisan pada batu peringatan di luar bangunan di Braunau Am Inn, Austria, tempat dimana Adolf Hitler lahir, menjadi pengingat bagi kita semua akan kengerian Perang Dunia II dan bahaya fasisme:
"Fur frieden, freiheit, und demokratie. Nier wieden faschismus. Millionen tote mahnen" [Untuk perdamaian, kebebasan dan demokrasi. Jangan lagi fasisme. Jutaan korban mengingatkan (kita)]
Oleh: Gerhard Mangara | Ilmu Hukum 2019 | Staf Departemen Kajian Strategis BEM UI 2020
Referensi
BBC. (2020, April 16). Coronavirus: Putin postpones Russia's WWII Victory Parade. Diakses dari bbc.com
BBC. (2019, November 13). Europe and right-wing nationalism: A country-by-country guide. Diakses dari bbc.com
Bellamy, Chris (2007). Absolute War: Soviet Russia in the Second World War. New York: Alfred A. Knopf & Random House.
Davies, Peter; Derek Lynch. (2002). The Routledge Companion to Fascism and the Far Right. England: Routledge.