Mohon tunggu...
Kastrat BEMFIKES
Kastrat BEMFIKES Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kementrian Kajian dan Aksi Strategis BEM FIKES UB

Kementrian Kajian dan Aksi Strategis BEM FIKES UB memiliki salah satu program kerja Warta Kastrat yang bertujuan untuk memberikan informasi terkait isu-isu dan kajian terbaru yang berkembang di tengah lingkungan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kasus Antraks Kembali Mencuat, Warga Diharap Waspada dan Menjaga Pola Hidup Sehat

25 Juli 2023   07:55 Diperbarui: 25 Juli 2023   07:58 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini muncul kasus baru di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya pada Rabu, 5 Juli 2023. Diduga kasus tersebut muncul setelah adanya kegiatan mbrandu atau porak, dimana kegiatan ini merupakan tradisi pemotongan hewan ternak yang sakit atau mati kemudian dagingnya dijual untuk mengurangi kerugian pemilik ternak. Hal ini disebut-sebut sebagai faktor yang paling meningkatkan risiko terjadinya kasus antraks.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari menuturkan bahwa tradisi mbrandu atau porak ini yang dilakukan warga dusun ini bentuknya berupa gerakan warga untuk mengganti rugi ketika ada ternaknya yang mati atau sakit kemudian dikonsumsi bersama. Akibatnya tiga orang meninggal dunia di Dusun Jati, Desa Candirejo dengan riwayat menyembelih daging sapi yang sudah mati. Salah satu dari mereka, yang meninggal pada tanggal 4 Juni lalu, di tes positif untuk antraks. Terhitung hingga kini Kementerian Pertanian mencatat sebanyak 12 ekor hewan ternak mati (6 sapi dan 6 kambing), sementara 85 warga positif antraks berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

Antraks adalah jenis penyakit infeksi yang sangat mudah menular dari hewan ternak ke manusia atau disebut dengan penyakit zoonosis. Antraks umumnya penyakit yang menyerang hewan ternak seperti kambing, sapi, domba namun bisa menular ke manusia. Seseorang bisa mengalami masalah kesehatan ini apabila menyentuh atau mengonsumsi daging dari hewan yang terserang antraks.
Fakta Penyakit Antraks yang perlu diketahui:
1. Disebabkan oleh Bakteri Bacillus anthracis

2. Dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

3. Laporkan ternak yang sakit atau mati ke petugas kesehatan hewan

4. Ternak tertular antraks dilarang dipotong.

5. Darah menjadi sumber penularan antraks

6. Jika ternak tertular antraks dipotong maka bakteri antraks akan menjadi sprora yang tahan hingga 100 tahun, yang akan menjadi sumber penularan.

7. Penyakit antraks dapat diobati dengan antibiotik

8. Untuk pencegahan dilakukan vaksinasi antraks pada hewan berisik

Antraks adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang biasa menyerang hewan herbivora. Penularan bakteri Bacillus Anthracis penyebab Antraks dari hewan ke manusia dapat melalui saluran pencernaan dengan mengkonsumsi daging hewan yang terjangkit Antraks. Bakteri Antraks akan berubah menjadi spora bila berkontak dengan udara dan masuk melalui kulit yang terluka. Selain itu spora juga bisa masuk melalui paru-paru dan spora bisa mencapai dinding Alveoli di paru-paru. Spora bakteri merupakan sumber infeksi Antraks dan sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu. Bahkan mampu bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah.

Warga yang dinyatakan suspek maupun positif antraks tidak perlu melakukan isolasi mandiri layaknya warga yang terpapar Covid-19. Hal ini lantaran antraks merupakan penyakit zoonosis atau ditularkan dari hewan ke manusia, sehingga tidak menular dari manusia ke manusia. Warga dihimbau agar tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Pemerintah juga telah memberikan surat edaran untuk kewaspadaaan bagi semua faskes di Yogyakarta, tidak hanya di Gunungkidul tetapi semua kabupaten di Yogyakarta dan menghimbau untuk segera melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun