Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FEB UNAIR
KASTRAT BEM FEB UNAIR Mohon Tunggu... Administrasi - departemen kastrat

Kajian dan opini suatu isu oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEB UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gig Economy: Menghadapi Gelombang Pekerja Sektor Informal di Indonesia

6 November 2023   21:05 Diperbarui: 6 November 2023   21:05 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala kemudahan, fleksibilitas, dan efektivitas yang ditawarkan oleh gig economy membuat masyarakat semakin tertarik untuk berkecimpung di dalamnya. Ditambah prospek bayaran yang mampu didapat tidak tergolong kecil, membuat masyarakat semakin memandang skema ini melalui kacamata optimis. Akan tetapi, berkaca pada konsep high risk high return, rentetan permasalahan bagi pekerja gig mengiringi segala kemudahan yang ditawarkan.

Permasalahan utama yang muncul dan yang paling sering disinggung berkaitan dengan jaminan-jaminan yang didapat oleh pekerja. Umumnya, perusahaan pemberi kerja tidak memberikan perlindungan bagi pekerja dikarenakan tidak adanya kontrak formal yang mengharuskan perusahaan tersebut untuk "mengurus" para pekerja gig yang mereka rekrut.

Selain itu, jenjang karir para pekerja gig menjadi tidak pasti. Mengingat kebanyakan pekerja gig di Indonesia berkecimpung pada jenis pekerjaan low skill, mereka menjadi tidak memiliki peluang untuk mengembangkan pengetahuannya dan hanya berprogres secara stagnan.

Dampak Gig Economy dalam Pembangunan Ekonomi

Miguel menyebutkan bahwa pekerjaan sektor formal di Indonesia masih tergolong rendah, sehingga saat ini pemerintah sedang berupaya untuk mengembangkan pertumbuhan pekerjaan sektor formal, yang cenderung memiliki tingkat produktivitas tinggi. Para pekerja sektor formal akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan skill baru, sehingga membuka peluang bagi para pekerja untuk memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

Dalam kasus ini, gig economy tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena gig economy cenderung mendorong pertumbuhan lapangan pekerjaan sektor informal di Indonesia, yang cenderung memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan para pekerja mengalami kesulitan untuk meningkatkan pendapatan.

"Mungkin saat ini gig economy sangat membantu, tetapi di masa yang akan datang, dia bisa menjadi beban."

Risiko dan Peluang di Masa Depan

Menilik beberapa tahun ke depan, gig economy memiliki risiko yang kemungkinan besar akan dihadapi. Salah satu risiko yang akan dihadapi adalah ketidakpastian ekonomi yang mengintai perusahaan besar pemberi kerja, seperti Gojek dan Grab. Kedua perusahaan startup tersebut memiliki jumlah mitra yang tidak sedikit. Sedangkan, seperti yang kita tahu, baik Gojek, Grab, maupun perusahaan startup lainnya, seringkali menghadapi berbagai permasalahan. Hal ini membuat peluang adanya peningkatan dalam pengangguran semakin tinggi, sebab perusahaan akan lebih mudah untuk melepas tanggung jawab.

"Apabila perusahaan pemberi kerja gig economy tidak berkembang, (kedepannya) akan timbul berbagai permasalahan sosial."

Selain itu, jenis sektor pekerjaan yang ditawarkan menjadi risiko selanjutnya yang patut diperhatikan. Dengan semakin masifnya pertumbuhan lapangan kerja sektor informal, membuat masyarakat balik badan dari pekerjaan konvensional yang ditawarkan oleh sektor formal. Hal ini akan mampu membuat Indonesia semakin sulit untuk membuat iklim formal. Sementara, saat ini Indonesia sangat membutuhkan pekerja sektor formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun