Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kompetensi atau Kapasitas? Pilihan Kebijakan Pendidikan

10 Januari 2018   00:12 Diperbarui: 10 Januari 2018   03:45 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak pertanyaan di bidang fisika, kimia, dan matematika membutuhkan kreativitas dan daya kritis yang tinggi untuk menjawabnya. Pada sisi lain, pendidikan dengan basis kompetensi tidak hanya mengajarkan sains saja tetapi pelajaran bahasa, sejarah dan seni yang membutuhkan kreativitas dan kritis tinggi untuk mengerjakan tugasnya. 

Namun, tentu saja, anak-anak yang mendapatkan pendidikan dengan sistem ini sangat jarang memberi pertanyaan yang mengejutkan di luar pelajaran, tetapi penyebabnya adalah menjawab begitu banyaknya soal yang diberikan kepada mereka telah melelahkan, maka sangat kecil kemungkinan mereka nambah ’tugas’ memikirkan hal di luar kebutuhansekolah. Kelemahan yang tidak sering dikritik adalah sistem ini memberikan kepercayaan diri yang rapuh pada anak. Kepercayaan diri mereka sanagt digantungkan oleh hasil akademis atau kemampuan mereka untuk lebih baik atau menyetarakan diri. 

Kepercayaan diri yang sangat tergantung oleh faktor di luar mereka. Kepercayaan diri yang rapuh dan tingkat tekanan tinggi akan membuat mereka menjadi rentan untuk bunuh diri atau terkena depresi.  Tingkat bunuh diri pada negara dengan basis ini sangat tinggi di dunia. Persentase memang rendah tapi jauh lebih signifikan dari banyak negara lain. Masalahnya sering kali orang tua tahu setalah terlambat. Pertanyaannya adalah apakah anda tahu anak anda yang rentan atau tidak?

Satu hal yang pasti adalah tidak ada sistem yang sempurna sampai saat ini dan hidup memang selalu tentang pilihan,  bukan? 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun