Saya beruntung suami saya dulu dalam perjanjian pranikah, kami sepakat apapun nantinya masalah dalam keluarga, maka penyelesaiannya adalah agama. Ikuti apa kata hukum syariat. Yakin dan percaya tidak ada satupun masalah rumah tangga yang tidak bisa diselesaikan dengan hukum Islam. Tidak perlu egois dan keras kepala dengan ini.
3. Kamu harus tahu di mana nanti akan tinggal setelah menikah. Dari beberapa Ustaz yang saya dengar tausiahnya sangat menyarankan untuk tinggal terpisah dengan keluarga atau orang tua pasca mengucapkan ijab kabul. Memilih tidak tinggal di rumah istri maupun di rumah suami adalah jalan terbaik.Â
Saat ini tidak jarang kita dengar ketidakromantisan hubungan antara menantu-mertua. Mertua yang terlalu menunjukkan powernya, demikian juga dengan menantu yang ogah di suruh-suruh oleh mertua. Sudah tentu dalam posisi ini yang paling pusing adalah laki-laki yang berstatus sebagai anak dan juga suami. Pusing harus berpihak kepada siapa. Kepada ibu atau kepada istri.
Boleh saja tinggal bersama mertua, asalkan ada kesepakatan sebelumnya untuk saling menghargai semua anggota keluarga dalam rumah tersebut.Â
Namun, tidak perlu menanti bom meledak karena masing-masing telah menabuhkan genderang perang, jika gejala ketidakharmonisan dalam rumah tangga sudah muncul, segera ambil sikap, pindah dari rumah mertua. Jika belum ada rumah sendiri, menyewa rumah tentu lebih baik sambil menabung membuat rumah pribadi.Â
Bagi kamu yang hari ini mengalami masalah ini, belum terlambat untuk mengambil sikap, sebelum semuanya terlambat. Ancamannya adalah mahligai rumah tangga kesayangan kalian menjadi taruhannya.
4. Kebiasan-kebiasaan yang boleh dan tidak. Utarakan keinginan masing-masing pasca menikah. Hal-hal kecil yang mungkin tidak terpikirkan saat ini.Â
Misalnya mengenai apakah suami membebankan istrinya untuk menyiapkan kopi paginya. Atau apakah kebiasaan ngumpul bersama teman-teman, tetap dibolehkan setelah menikah atau tidak. Atau berapa kali dalam seminggu suami atau istri boleh keluar sendiri tanpa ditemani pasangannya.Â
Hal lain apakah suami membolehkan istrinya bertemu keluarganya sesering yang dia mau? Jika tidak, atur frekuensi yang dibolehkan. Atau apakah harus ada kerabat yang mendampingi atau suami sendiri yang akan menemaninya. Lagi-lagi buatlah kesepakatan tentang ini.
5. Merokok. Jika kamu seseorang yang sangat membenci rokok. Pastikan calon suamimu tidak merokok, apapun alasannya. Hati-hati perokok yang mengatakan merokok bila sedang ingin saja. Kamu jangan mudah percaya dengan ini.Â
Perokok itu candu. Ia pasti berbohong jika mengatakan bahwa merokok saat sedang stress atau sedang banyak pikiran saja. Percayalah orang seperti ini tidak bisa dipercaya. Putuskan calon suami yang mengatakan hanya merokok sewaktu-waktu saja. Ia Pembohong.Â