Abdullah bin Mubarak kemudian menceritakan perihal mimpinya kepada Muaffaq. Beliau lalu bertanya amalan apa yang dikerjakan Muaffaq sampai Allah memberi pahala yang sangat besar. Dia tidak berhaji, tetapi ibadah hajinya diterima.  Karena amalannya itu juga Allah menerima amalan ibadah haji  yang berjumlah 700 ribu orang di tahun itu.
Mendengar itu Muaffaq tertegun. Dia kemudian bercerita tentang keinginan naik haji sejak lama. Niatnya tertunda karena uang yang seharusnya biaya perjalanan sudah diserahkan kepada seorang janda dan anak-anaknya yang kelaparan di tepi kota.Â
Mendengar kisah itu Abdullah bin Mubarak menangis haru.
"Jika demikian yang engkau perbuat wahai Muaffaq, patut Allah memberimu ganjaran yang luar biasa. Tidak hanya hajimu yang diterima, tetapi Allah juga mengangkat amalan jemaah-jemaah lain yang menunaikan haji. Betapa mulianya Engkau."
Demikianlah kisah yang membuat saya selalu merinding setiap mendengar dan membacanya. Semoga kita dapat mengambil ibrahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H