Mohon tunggu...
kasiron
kasiron Mohon Tunggu... -

Hanyalah sekumpulan pion yang dapat digerakkan oleh sebatang raja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Hanya Ada Dua Paslon?

7 April 2019   22:38 Diperbarui: 8 April 2019   01:36 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Hanya Ada Dua Paslon Saja?

Akhir-akhir ini negara kita sedang panas dalam pemilihan capres dan cawapres.

Kedua kubu masing-masing berupaya sekuat tenaga dan sebagaimana mungkin berkampanye untuk memenangkan hati masyarakat.

Banyak cara yang dilakukan oleh timses,

dengan cara halal maupun dalam tanda kutip saling serang dan beradu visi misi yang disajikan.

Tetapi entah kenapa dalam hati kecil saya amat menyayangkan hal ini,

dalam hati saya bertanya, mengapa harus hanya dua paslon saja?

mengapa tidak ada tiga atau empat paslon?

Karena dengan dua paslon berarti hanya dua kubu saja. Hal ini bisa dikatakan seperti bola yang bundar kemudian harus dibelah menjadi dua,dan tentu saja kemudian rakyat harus memilih antara belahan tersebut.

Sedangkan kita semua pasti mengerti jika persaingan terjadi hanya antara dua kubu maka bisa saja persaingan tersebut berubah menjadi persaingan yang tidak sehat, bisa saja ada beberapa oknum yang akan saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya.

Tentu hal ini sangatlah tidak baik, apalagi melibatkan negara tercinta kita ini.

Saya sendiri pun sejujurnya bingung harus pilih yang mana, karena dalam beberapa kejadian terakhir ada saja hal-hal yang masih belum bisa meyakinkan saya.

Entah satu suara saya ini berguna atau tidak, tapi yang jelas suatu saat nanti  saya berharap semoga saja pemilu di tahun yang akan datang akan bisa memberikan calon lebih dari dua paslon, karena menurut pribadi saya jika paslon ada lebih dari dua maka kejadian saling serang seperti yang terjadi sekarang tidaklah akan separah dan setajam ini.

Semoga harapan saya ini bisa menjadi kenyataan. Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun