Mohon tunggu...
Kasimaldi
Kasimaldi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aldi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Mahasiswa, Bukan Anak Kuliah

14 Mei 2019   08:11 Diperbarui: 14 Mei 2019   08:22 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal-hal seperti kenaikan harga BBM, korupsi di banyak lembaga negara, hingga persoalan ketidakadilan hukum, kebebasan beragama, dan berbagai ketidakadilan sosial lainnya, adalah contoh realita-realita yang sudah selayaknya direspon oleh mahasiswa. Tidak lagi hanya sekadar ke kampus untuk memikirkan berapa IPK yang harus diraih di akhir semester nanti.

Anak kuliahan, ke kampus hanya untuk berkuliah. Mahasiswa, ke kampus untuk belajar. Dan pembelajaran itu diperoleh jauh lebih banyak di luar lingkaran mata kuliah yang diajarkan dosen di kelas. Kepekaan dan kepedulian sosial, pendidikan moral dan kemanusiaan berdasarkan common courtesy (bukan yang basisnya subjektif seperti agama atau budaya normatif), diperoleh ketika mahasiswa bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Saya berbincang dengan beberapa mahasiswa baru disana, dan mereka mengungkapkan bahwa keterlibatan mereka dengan aktivitas politik seperti itu yang membuat mereka sadar.

Mereka mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan sosial yang ada di masyarakat, serta apa yang bisa mereka lakukan untuk meresponnya. Tidak hanya sampai disitu, para mahasiswa itu membawa pulang pengetahuan baru yang mereka peroleh dan mengajarkannya kepada teman-temannya di kampus, dan juga anggota keluarga mereka di rumah.

Seperti itulah sebuah kesadaran dan pemahaman publik dibangun, yakni dengan melibatkan diri kita ke dalam sistem yang ada. Begitulah sebuah perubahan (perbaikan) sosial diciptakan. Dan sebagai insan akademis, peran mahasiswa sebagai bagian dari pemuda sangatlah signifikan untuk menciptakan perbaikan-perbaikan tersebut.

"Tidak afdhal seseorang menjadi mahasiswa, jika ia tidak pernah ikut demonstrasi." Begitu gurauan salah satu teman saya dulu setiap kali kami "turun ke jalan". Tentu saja keliru jika kita mengartikan bahwa mahasiswa wajib ikut demonstrasi. Bahkan menurut saya, konteks pergerakan sosial mahasiswa sudah berbeda dengan dulu, dan era modern seperti sekarang ini tidak lagi benar-benar membuat aksi publik di jalan-jalan menjadi efektif.

Esensi tersirat dari candaan teman saya itu sebenarnya adalah, ajakan kepada mereka yang mengaku mahasiswa, untuk membantu "warga yang kebingungan di persimpangan jalan." Untuk ikut memikirkan keluhan para petani miskin ketika harga-harga sembako naik, protes buruh pabrik karena tidak mendapatkan imbalan kerja yang layak, atau untuk menjawab teriakan korban ketidakadilan hukum yang ditimpakan kepada yang lemah.

Begitupun esensi tulisan ini, adalah ajakan kepada para mahasiswa untuk menjalankan perannya yang sangat krusial, yakni dengan melibatkan diri ke dalam sistem sosial politik yang ada. Sebuah ajakan untuk menjadi peduli dengan realita sosial di sekitar kita, bukan nilai akademik semata. Ajakan untuk benar-benar menjadi seorang mahasiswa, bukan sekadar anak kuliahan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun