Mohon tunggu...
Kasimaldi
Kasimaldi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aldi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsep Dasar Administrasi Pendidikan

12 April 2019   14:51 Diperbarui: 1 Juli 2021   06:54 5361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusaia menjadi cerdas, memiliki skil, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa yang bermartabat dan menjadikan individunya yang memiliki derajat.

Konsep pembelajaran tujuan dan fungsi administrasi telah dikenal sejak lama dengan berbagai asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai materi, menyuruh orang agar bekerja, mencapai suatu tujuan melalui upaya orang lain, memanfaatkan manusia, uang, dan sebagainya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan komperensif, tentang administrasi, makalah ini akan mengemukakan fungsi dan tujuan yang berlaku dalam administrasi.

Seperti halnya dalam bidang lain, dalam perkembangan administrasi sering terjadi asumsi, teori dan pandangan yang melengkapi mengubah bahkan mengganti sebagian dengan perombakan itu, administrasi seolah maju dan berkembang segala kemajuan kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan administrasi hadir dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu sampai yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1.     Apa saja prinsip-prinsip dasar dari Administrasi Pendidikan?
2.     Apa tujuan mendasar dari Administrasi Pendidikan?
3.     Apa saja fungsi dari Administrasi Pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Prinsip-Prinsip Administrasi Pendidikan

Prinsip artinya titik tolak. Jika yang dimaksudkan adalah prinsip administrasi, artinya titik tolak keberangkatan administrasi. Prinsip merupakan sesuatu yang sangat  kuat, absolut, dan tidak boleh dinafikan dalam pelaksanaan program tertentu. Hal tersebut tertentu, karena merupakan acuan dan tujuan subtansi pelaksanaan setiap kegiatan.

Baca juga: Prodi Magister Administrasi Pendidikan Unpak Lirik Kurikulum Presisi

Administrasi pendidikan pun harus berpegang pada prinsip tertentu atau bertitik tolak pada prinsip yang mendasar. Prinsip ini diartikan pula sebagai dasar pijakan, artinya sebagai dasar dan pedoman bertindak. Prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:

1.     Prinsip Efisiensi

Tenaga administrasi akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana dan fasilitas yang ada secara efisien. Seorang administrator yang profesional harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengelola aktivitas pengadministrasian dan tindakan terbebani oleh biaya tinggi. Penghamburan biaya dan penghabisan waktu yang tidak menentu menunjukkan pengelolaan administrasi yang buruk, sehingga akan berdampak negatif dan merugikan kepentingan internal institusinya dan kepentingan eksternal yang dilayaninya.

Agar prinsip efisien terlaksana, semua objek administrasi harus diorganisasikan dengan baik, sehingga penerapan prinsip efisiensi benar-benar relefan dengan tujuaannya. Pengorganisasian meupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud satu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Didalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggunga jawab secara rinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga terciptanya adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Ngalim purwanto,1998:16).

2.     Prinsip Pengelolaan

Administrator adalah manajer yang bekerja dengan langkah-langkah manajemen yang baik, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol. Dengan demikian, target yang dituju dengan mudah dapat dicapai dengan baik.

Perencanaan yang dilakukan berpihak pada visi dan misi yang jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara hierarkis atau sistematis dan mendahulukan sekala prioritas sebagaimana mengatur dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus sebagai bagian awal dari program jangka menengah, sedangkan pelaksaan program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menuju program jangka panjang. Dengan demikian, semua pelaksaan program saling memengaruhi dan saling menunjang dalam mencapai target.

Menurut Ngalim purwanto (1998:15), setiap program memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Perencanaan adalah suatu cara menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran masalah itu, si perencana merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan bagaimana dikerjakannya. Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal berikut:
1.     Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
2.     Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
3.     Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.
4.     Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
5.     Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu dapat dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
3.   Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

Administrator bertanggung jawab dan berpegang pada amanah untuk mengutamakan tugasnya. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada pesan sponsor,melainkan atas dasar sekala prioritas. Apabila prinsip ini dilanggar, prinsip efisiensi akan terabaikan bahkan akan hanya memboroskan biaya. Pelaksanaan yang diluar tanggung jawab administrator hanya akan kejalinan seluruh tugas administratif yang ujung-ujungnya tugas pengelolaan tidak terkontor dengan baik dan benar.

Dikelola artinya diurus dangan baik dan benar yang mengikuti sistem yang sudah terbangun seebelumnya. Sistem dan tata kerja mengikuti visi dan misi yang ditetapkan sebelumnya. Sebuah lembaga pendidikan memiliki visi dan misi tertentu yang darinya dibut pola kerja terpadu berkaitan dengan tugas-tugas dan fungsi administratif pengelolaan dapat menjadi unsur yang sangat vital untuk mencapai tujuan visibilitas yang telah ditetapkan.

4.   Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif

Seorang pemimpin wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahanya, cerdas merealisasikan human relationship. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak menyalahkan bawahan, melainkan mengingatkan dan menyarankan. Sebaliknya, bawahan yang baik tidak pernah mengugat dan gusar kepada atasan, melainkan meluruskan dan meluruskan sepanjang masih dalam konteks profesionalitas yang ada diatas aturan yang disepakati.

Dengan demikian, semua bekerja atas kesadaran penuh, ikhlas dan tidak merasa ditekan atau dipaksa. Kesaadaran ini sangat berperan dalam pencapaian kesuksesan sebuah kepemimpinan dan sistem administrasi. Gaya kepemimpinan yang tepat adalah apabila admidtrator memperhitungkan taraf kematangan para anggota organisasi dan situasi yang ada. Bila dalam organisasi telah ada hubungan baik, tetapi kesadaran bekeja belum memadai, pemimpin yang berhasil harus mampu menimbulkan kesadaran untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya (yusak burhanuddin,2005:218).

5.    Prinsip Kerjasama

Pengembangan kerjasama dilakukan secara sinergis, profesional, proporsional. Administrator memahami jenis pekerjaan yang diembankan, mengerti apa yang apa yang dikerjakan sebagai tugas dan keahliannya. Untuk mencapai kinerja yang sinergis, dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.

Kerjasama dilakukan atas dasar profesionalitas yang tinggi, bukan kerjasama dalam arti kolusi, yang mengorbankan kepentingan mendasar dan mengambil manfaat yang sifatnya kamuflase belaka. Sebagaimana kerjasama antara kepala sekolah dengan dewan sekolah dalam kaitannya dengan biaya oprasional sekolah dan penyaluranya.[1]

B. Tujuan Administrasi Pendidikan

Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Sergiovanni dan Carver (1975), tujuan administrasi ada empat yaitu:
1.     Efektivitas produksi
2.     Efisien
3.     Kemampuan menyesuaikan diri
4.     Kepuasan kerja

Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana, tenaga seminimal mungkin tetapi memberikan hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat  berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan sekolah yang baru. Selanjutnya setelah menyelesaikan semua studinya mereka dapat mendapat pekerjaan yang layak.

Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional, maka tujuan administrasi yang dilaksanakan di sekolah juga bersumber pada tujuan pendidikan di Indonesia guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut.[2]

Pendapat lain mengatakan bahwa pelaksanaan administrasi pendidikan bertujuan sebagai berikut:
1.     Tercapainya fleksibilitas dalam proses administrasi pendidikan.
2.     Terwujudnya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan  administrasi pendidikan.
3.     Terlaksananya kontinuitas administrasi pendidikan.
4.     Terlaksananya pendidikan seuur hidup yang displiner dan berpedoman pada linieritas keilmuan.[3]

Sesuai dengan keputusan-keputusan tersebut, tujuan institusional untuk masing-masing jenjang dan jenis sekolah dalam kurikulum tahun 1975 dirumuskan berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih mencakup hal yang luas. Sedang pada tujuan khusus pertanyaan-pertanyaan itu sudah dijabarkan secara khusus dengan ditinjau dari tiga pengembangan tingkah laku manusia melalui pendidikan, yaitu: bidang pengetahuan, bidang keterampilan dan bidang nilai dan sikap.

Contoh tujuan umum sekolah menengah atas (SMA) adalah agar lulusan:
1)   Menjadi warga negara yang baik sebagai manusia utuh, sehat, kuat lahir dan batin
2)   Menguasai hasil-hasil pendidikan  umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di SMP
3)   Memiliki bekal untuk melanjutkan studinya ke lembaga perguruan tinggi
4)   Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat dengan mengambil keterampilan untuk bekerja yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Prodi Administrasi Pendidikan Unpak Gelar Semnas Transformasi Manajemen Pendidikan

Maka dari itu, administrasi mempunyai peran yang penting agar lulusan dapat berhasil sebagaimana tujuan yang telah ditentukan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai administrasi mempunyai beberapa tugas yang harus dilakukan. Adapun tugas administrasi pendidikan  secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut:

1)     Berusaha agar pendidikan tampil secara formal dengan jalan merumuskan, menyelesaikan, menjabarkan dan menetapkan tujuan pendidikan yang akan dicapai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan yang bersangkutan secara formal.
1)  Menyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong kerja para anggota lembaga.
2)  Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa tindakan, kegiatan, dan pola kerja yang diperhitungkan dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3)  Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap proses sistem. Upaya ini sering dikaitkan dengan pengawasan melekat ataupun pengendalian mutu dalam pendidikan.
4)  Menilai hasil yang telah dicapai dan proses yang sedang atau telah berlaku, mengupayakan agar informasi tentang hasil dan proses itu menjadi umpan balik yang dapat memperbaiki proses dan hasil selanjutnya.

Unsur lain yang penting dikemukakan dalam pendidikan ini dan mempunyai hubungan yang erat dengan administrasi pendidikan ialah unsur manusia. Pendidikan adalah upaya manusia demi manusia itu sendiri. Dengan pengertian lain manusia itu adalah subjek dan sekaligus menjadi objek. Di dalam pendidikan itu terpaut manusia yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Sudah dapat dibayangkan bahwa tanpa koordinasi pengaturan kerja, penempatan serta pengarahan  dan bimbingan proses dan tujuan pendidikan akan mengalami kegagalan. Dan itulah merupakan tugas dan kewajiban administrasi pendidikan yang berkaitan dengan manusia sebagai individu, anggota masyarakat dan hamba Allah.[4]

C. Fungsi Administrasi Pendidikan
Kehadiran administrasi dalam organisasi adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi administrasi. Namun demikian administrasi tetap mempunyai fungsi utama yang biasa dilakukan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Kalau dilihat dari pendapat para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, Leading (fasilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu makro seperti departemen dan dinas yang melakukan fungsi secara umum dan pada level instuisi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.

Penjelasan dari kelima hal tersebut adalah:
1.   Perencanaan.
Perencanaan adalah cara menghampiri masalah. Dalam penghampiran masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Perencanaan merupakan sarat mutlak bagi kegiatan administrasi,tanpa perencanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan .

Didalam kegiatan perencanaan ada dua factor yang harus diperhatikan ,yaitu factor  tujuan  dan factor sarana ,baik sarana personal maupun sarana material.

Sedangkan langkah-langkah dalam perencanaan meliputi;
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b. Meneliti masalah --masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
c. Mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan.
d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
Syarat-syarat perencanaan adalah sebagai berikut;
a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.
b. Bersifat sederhana ,realitas dan jelas.
c.  Terinci memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.
d. Memilki fleksibelitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi sewaktu-waktu.
e. Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang akan digarap dalam perencanaan itu. Menurut urgensi masing-masing.
f. Diusahakan adanya penghematan tenaga,biaya,dan waktu serta kemungkinan penggunaan sumber daya dan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
g. Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.

2.   Pengorganisasian.

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujudnya suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian sebagai fungsi adminiatrsi pendidikan menjadi tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah,terutama dalam kegiatan sehari-hari di sekolah terdapat berbagai macam pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan ketrampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Kemudian yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah pembagian tugas,wewenang dan tanggung jawab ,hendaknya disesuaikan dengan pengalaman,bakat,minat,pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang-orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas.

Fungsi Organisasi dapat diartikan bermacam-macam yaitu;
a. Sebagai pemberi struktur terutama dalam penyusunan /penempatan personal,pekerjaan-pekerjaan materilan dan pikiran-pikiran di dalam struktur.
b. Sebagai menetapkan hubungan antara orang --orang,kewajiban-kewajiban,hak-hak dan tanggung jawab masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan .
c. Sebagai alat untukmempersatukan usaha-usaha untuk menyelesaikan pekerjaan.  
3.   Pemberi Motivasi
Lembaga tersebut sebaiknya memberikan sarana dan prasana agar siswa dapat menjadi nyaman dalam belajar.
4.   Pemberi inovasi
Lembaga tersebut sebaiknya memunculkan ide-ide dan hal-hal yang baru agar siswa tidak merasa bosan ketika melaksanakan proses belajar mengajar dan dapat berfikir lebih jernih.
5.   Mengawasi
Mengawasi merupakan kegiatan memerhatikan dan mencari solusi apabila terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan tujuan belajar mengajar.

Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat dengan Leading dengan perluasan peran motivating  dan  facilitating. Pemakaian istilah motivating dan fasilitating lebih filosofis dibandingkan istilah directing. Motivating mengandung mana membangun kepercayaan diri agar seluruh potensi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam dunia pendidikan fungsi kepengawasan dilaksanakan sebagai bagian  dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan sebagai "quality Assurances" dengan tugas supervisi sebagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memperbaiki dan menigkatkan kualitas pendidikan.[5]

Sedangkan menurut Dr. Uhar Suharsaputra, M.pd. dalam bukunya Administrasi pendidikan yang diterbitkan  tahun 2013 menyebutkan bahwa fungsi manajemen pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming yang isinya: plan (merencanakan), do (melaksanakan), check (perbaikan), act (penindaklanjutan). Implikasinya adalah dalam manajemen pendidikan diperlukan upaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus, dan upaya ini merupakan prinsip dasar dari manajemen atau administrasi mutu termasuk manajemen mutu pendidikan yang telah menjadi paradigma penting dalam membangun pendidikan belakangan ini.

Meskipun demikian fungsi-fungsi manajemen atau administrasi yang disamapaikan oleh para pakar tetap dapat bermanfaat dalam upaya mengelola pendidikan, sesuai dengan konteks organisasi serta kultur organisasi yang ada, karena secara esensial fungsi-fungsi yang dikemukakan para pakar lebih bersifat saling melengkapi.[6]

Baca juga: Prodi Administrasi Pendidikan Unpak Gelar Webinar "Manajemen Pendidikan Efektif di Era New Normal"

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip dari Administrasi pendidikan ada lima yaitu prinsip efisiensi, prinsip pengelolaan, prinsip pengutamaan tugas pengelolaan, prinsip kepemimpinan yang efektif dan prinsip kerja sama. Sedangkan tujuan dari administrasi pendidikan yaitu efektifitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan kepuasan bekerja. Maka dari itu administrasi pendidikan mempunyai beberapa fungsi penting yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberi motivasi dan inovasi serta mengawasi proses belajar mengajar.

B.  Kritik dan Saran

Dilihat dari realita sekarang banyak sekali lulusan yang tidak profesional dalam bidangnya dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Maka dari itu, perlu adanya pembenahan yang harus dikembangkan oleh badan administrasi pendidikan agar dapat memiliki lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Yusak, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998)

Engkoswara dan Aan  Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009)

M.daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT  Rineka Cipta, 1998)

Suharsaputra,Uhar, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013)

[1] Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal. 27-32
[2] Yusak Burhanudin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), hal. 21-22
[3] Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal60-61
[4] M.daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT  Rineka Cipta, 1998), hal. 22-24
[5] Engkoswara dan Aan  Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 91-92
[6] Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hal.16-17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun