Mohon tunggu...
Kaseri
Kaseri Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Jombang

Saya adalah seorang yang ingin selalu berubah dan berkembang lebih baik. Di setiap kesempatan, saya selalu berupaya mengambil peran maksimal. Pengalaman Terindah, saat terpilih dan menjadi duta di ajang "Indonesian Youth Leadership Programme" di Washingthon DC, United State of America (USA)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar Materi Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

21 November 2022   18:30 Diperbarui: 21 November 2022   19:27 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai guru, sebelum mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, saya meyakini beberapa hal berikut:

  1. Pendidikan dan Pengajaran adalah dua hal yang sama
  2. Guru adalah subjek utama kegiatan pembelajaran
  3. Guru menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa
  4. Siswa hanya objek yang tidak mengerti apa-apa

Hal ini tentu sangat berpengaruh pada kondisi pembelajaran yang saya lakukan.

  • Proses transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik lebih banyak saya lakukan secara klasikal (ceramah, diskusi, dan tanya jawab) dengan menggunakan bantuan TIK (Teknologi dan Informatika Komputer). Saya menganggap peserta didik tidak akan paham kalau materi pelajaran tidak saya jelaskan.
  • Peserta didik dikatakan berhasil belajar suatu materi jika mereka bisa mengerjakan soal ulangan/ujian/asessmen sesuai dengan kompetensi dasar yang tertera di kurikulum serta mendapat nilai yang mampu melampaui KKM.
  • Pembelajaran selalu dituntut menyelesaikan materi dengan alokasi waktu terbatas
  • Kegiatan belajar sebagian besar selalu dilaksanakan di dalam kelas
  • Memberikan tugas yang seragam pada peserta didik tanpa mempertimbangkan keragaman/ differensiasi potensi peserta didik
  • Selalu beranggapan bahwa pemberian sanksi/hukuman kepada peserta didik dapat mengubah perilaku mereka ke arah yang lebih baik

Setelah belajar modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, saya merasa banyak hal yang sudah saya pelajari tentang konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Konsep-konsep pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap pola pemikiran dan wawasan saya tentang pendidikan.

Pendidikan dan Pengajaran ternyata dua hal yang sangat berbeda. Pengajaran (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu yang berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Tumbuh kembangnya anak terletak di luar kecakapan atau kehendak kita sebagai seorang pendidik. Anak-anak adalah makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Kita selaku pendidik hanya pamong yang dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan kodrat itu, agar dapat memperbaiki lakunya itu. Dalam menuntun anak-anak, kita dapat mengibaratkan diri sebagai petani, dan anak-anak yang kita didik sebagai benih (misalnya benih padi). Kita sebagai pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya padi tersebut, kita dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya, tetapi kita tidak dapat mengganti kodrat-nya padi. Misalnya, kita tidak bisa memaksa padi itu tumbuh seperti jagung atau tanaman lainnya.

Sebagai pendidik kita harus tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Pada dasarnya anak bukanlah tabularasa (kertas kosong) yang bisa digambar sesuai dengan keinginan orang dewasa, tetapi anak sudah membawa kekuatan atau kodratnya yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam anak berbeda-beda. Kodrat alam anak yang tinggal di pesisir pantai akan beda kodratnya dengan anak yang tinggal di pegunungan. Mereka akan memiliki potensi, bakat dan minat yang berbeda. Maka kita harus menyadari bahwa setiap anak itu beragam, berbeda, dan mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Sedangkan kodrat zaman berhubungan dengan zaman yang dialami oleh peserta didik pada saat pengajaran atau pendidikan berlangsung. Kita harus menyiapkan anak-anak dapat memenangkan kompetisi pada zamannya dengan membekali kompetensi yang cukup dimasa yang akan datang. Untuk pendidikan saat ini, para pendidik harus menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad ke 21 (creative, critical thinking, collaboration, communication)

4.  Future/Penerapan ke depan (Rencana)

Setelah memahami modul 1.1 dan 1.2 maka kegiatan nyata rencana penerapan dalam aktifitas saya sebagai seorang guru penggerak baik dalam kegiatan keseharian, atau kegiatan yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun kegiatan yang sifatnya adhoc (khusus) adalah sebagai berikut:

A.  Kegiatan Keseharian

Dalam keseharian nanti selama tiga tahun ke depan, saya berusaha

  • Tetap konsisten menjadi contoh atau role model dan inspirasi bagi murid, rekan guru-guru sejawat, teman-teman se-profesi baik di lingkungan kelas, sekolah, keluarga maupun masyarakat sekitar. Misal: menjadi teladan dalam kedisiplinan, hadir di sekolah selalu tepat waktu, menebarkan contoh kebaikan dalam bersikap, bertutur kata, dan perbuatan
  • Saya secara tekun akan menerapkan dan menciptakan iklim yang mendukung tumbuh kembangnya Profil Pelajar Pancasila pada murid dalam hal penanaman nilai-nilai karakter yang terangkum dalam Profil Pelajar Pancasila
  • Saya secara tekun akan menerapkan konsep "ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".
  • Menerapkan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan menerapkan nilai-nilai berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. dan juga terus berinovasi menerapkan pembelajaran berbasis TIK untuk menarik minat peserta didik (student's engagement)
  • Membangun relasi-komunikasi atau kolaborasi bersama rekan-rekan sejawat maupun dengan unsur pimpinan di sekolah

B.  Kegiatan Rutin Berkesinambungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun