Sektor jasa meliputi separuh dari perekonomian Liberia dan merupakan sector yang paling banyak terpengaruh oleh wabah ebola. Menurut data Bank Dunia, penjual grosir dan eceran mengalami penurunan penjualan sebesar 50 - 75% dibanding periode sebelum krisis. Berkurangnya perjalanan bisnis dan wisatawan telah membawa pada penurunan dalam pasar-pasar yang melayani orang asing; sehingga sector hotel dan restoran juga terpengaruh secara negatif oleh krisis ini.
Cerita yang sama terjadi di sector jasa di Sierra Leone dan Guinea. Industri pariwisata Leone telah mengalami pembatalan penerbangan. Hotel hanya terisi setengah dari kapasitas dan dampak lanjutannya adalah pada perusahaan minuman. Di Guinea, proyeksi pertumbuhan sector jasa telah dikurangi 50%.
Bank Dunia telah mengkaji dampak ekonomi jangka menengah dan jangka panjang akibat ebola sampai 2015 dan menyajikan dua scenario. Skenario pertama, virus bisa diatasi pada akhir 2014. Dalam hal ini, perkiraan perekonomian akan pulih dengan cepat pada 2015. Skenario kedua, virus memburuk pada 2015, gangguan ekonomi akan meningkat, pertumbuhan akan jatuh.
Dampak bagi Indonesia
Dampak yang paling mungkin bagi Indonesia dalam tahun 2014 dan 2015 adalah berkurangnya kunjungan wisatawan ke Indonesia. Data BPS menunjukkan sampai Agustus 2014 wisatawan asing yang datang ke Indonesia mencapai 6,1 juta orang atau bisa mencapai 9,1 juta orang sampai Desember 2014, dengan perkiraan devisa negara sampai $10,5 miliar.
Itu baru dari sektor pariwisata, belum termasuk sektor perdagangan luar negeri, yang mungkin juga terdampak bila wabah ebola belum tertangani. Namun, kita berharap bahwa WHO dan negara-negara di dunia ini bisa bekerjasama dalam menanggulangi mewabahnya ebola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H