Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gila

9 April 2018   22:35 Diperbarui: 9 April 2018   22:43 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai membayar, aku segera menuju ke mobil dan menginjak gas mobil. Aku sudah mulai arogan melihat fenomena ini, anehnya hampir 15 jam, Aku tidak gila, entah kenapa. Jika di ingat keadaan normal ini aku rasakan sejak duduk di taman halaman rumah. Padahal sebelumnya aku selalu bicara sendiri setiap menit, kadang marah, terkadang tersenyum, dan kadang semengat membludak. 

Rasanya aneh jika aku sadar sendiri, sedangkan sekelilingku masih berkutat dengan kegilaan. Jikalau saja aku adalah seorang psikiater, mungkin dapat membantu. Namun mengingat beberapa bulan yang lalu, banyak peneliti berdatangan malah membuat semakin parah keadaan. Entahlah, aku harus menunggu malam berhianat kepada siang atau menunggu matahari tak lagi menampakkan wajah panasnya agar fenomena ini berakhir.

***

Sepanjang jalan yang aku rayapi, selalu memberikan tontonan yang tidak nyaman pada mata. Kemanapun melangkah aku selalu dihantui dengan gila. Banyak rekan bisnisku selalu mengalami hal tersebut, dalam pendidikanpun juga mengalami hal tersebut, hingga pusat keramaian baik pasar, mall, wisata dipenuhi oleh orang gila. Lantas, bagaiman nasib penerus berikutnya? Entah hal apa yang dapat menghentikannya? Ini sudah tidak dapat dikendalikan, banyak etika diganti dengan tertawa, banyak aturan di ganti dengan kejahatan, dan banyak berita di ganti isu tak bermoral. Aku, kamu, dan kalian dihantui robot-robot genggam, demi keinginan maka tercipta kerakusan dan dari kecanggihan maka tercipta kesempatan. Kesempatan yang mengubah spiritual, etika moral, dan aturan-aturan sebagai bukti bahwa aku adalah eksistensi fenomena kecanggihan.

Salam

Rizki Subbeh

09-04-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun