Di desa Tamanrejo sendiri budaya menjenguk tetangga sakit atau saudara sakit merupakan suatu kewajiban yang tidak tertulis. Sekiranya ada salah satu warga sakit maka satu kampung bisa datang berduyung-duyung ke rumah sakit secara bergiliran.Â
Bahkan ada yang dikoordinir terkait dengan waktu, kendaraan dan iuran yang akan disedekahkan. Rasa keinginan untuk menjenguk sudah terpatri dalam diri masing-masing warga, tidak perlu disuruh-suruh.Â
Bahkan salah satu warga desa Tamanrejo mengungkapkan bahwa jika salah satu tetangga tidak keluar rumah hanya sekedar masuk angin dua hari saja, maka warga dan tetangga datang untuk membesuk.
Budaya menjenguk orang sakit bahkan wajib dilakukan saat momen suro. Perayaan tahun baru Hijriyah 1 Muharram ini dijadikan sebagai momentum untuk mendapatkan pahala. Selain menyantuni anak yatim, amalan yang rutin dilakukan adalah membesuk orang sakit.Â
Bahkan, menurut salah satu istri ketua Rukun Tetangga di desa Tamanrejo, saat bulan suro tersebut jika tidak ada yang sakit di kampungnya maka akan mencari warga yang sakit di kampung tetangga untuk dijenguk.
Situasi ini memperjelas bahwa sangat mudah mengajak warga Tamanrejo meluangkan waktunya untuk ikut serta bersama warga lainnya menjenguk warga yang sakit, karena bisa saja suatu saat mereka bergantian sakit. Rasa simpati dan empati pun menumbuhkan kerukunan di dalam masyarakat.Â
Bagi mereka, sanksi sosial dapat terjadi secara tidak langsung bagi warga yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan sehingga menjadi kontrol sosial yang sifatnya otomatis.Â
Manfaat membesuk bagi orang yang sakit dapat menumbuhkan semangat untuk lekas pulih sehingga dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan warga. Sementara bagi yang menjenguk, dapat menambah karunia dan rasa syukur kesehatan dari Tuhan.Â
Dengan menjenguk orang sakit, sangat jelas memperlihatkan solidaritas sosial dan sikap kolektif. Membesuk orang sakit merupakan warisan asli budaya Jawa yang mengangkat pola keseharian masyarakat Indonesia pada umumnya.Â
Inti dari budaya ini yaitu saling menguatkan satu sama lainnya dan merekatkan kembali silaturahmi yang kadang sudah renggang oleh kata dan suara.
Jurnal Simbolika, 7 (2) Oktober 2021 Issn 2442-9198 (Print) Issn 2442-9996, Http://Ojs.Uma.Ac.Id/Index.Php/Simbolika, Kearifan Lokal Budaya Jawa Dalam Film "Tilik" Local Wisdom Of Javanese Culture In The Film "Tilik", Ilma Saakinah Tamsil