Mohon tunggu...
Thony hasanuddin
Thony hasanuddin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hamba menghamba

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemanfaatan Medsos Demi Kelanjutan Pembelajaran dan Dakwah Pesantren Kala Pandemi

1 Juni 2020   14:33 Diperbarui: 1 Juni 2020   14:23 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lupa, rekaman vidio pengajian online ini juga diunggah pada kanal youtube resmi asrama. Tujuannya agar para santri dapat mengkaji ulang dan menyaksikan ulang bagi yang belum sempat. Sehingga para santri dapat tetap mendapatkan ilmu selama di rumah meski tidak bertatap muka.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengisi waktu luang santri, dengan melalui tausiyah online ini santri dapat  menambah kereativitas dan menambah ilmu pengetahuan, sedangkan ngaji online bertujuan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menambah materi diniyah pondok yang tertinggal akibat pandemi covid-19. Jadi jelas tujuannya agar melatih santri untuk berdakwah disaat bermasyarakat nanti dan juga sebagai media pembelajaran saat situasi pandemi ini" tutup Afkar.

Dapat dilihat dari kegiatan diatas, media sosial berperan penting bagi dakwah islam saat situasi pandemi ini. Pada prinsipnya dakwah merupakan aktivitas mengubah sasaran dakwah agar mengikuti dan menjalankan ajaran Islam. Ajakan ini dilakukan dengan mendekati sasaran sesuai dengan karakteristik mereka dan kecenderungan mereka.

Ketika kita menggunakan suatu media, maka jenis media dan karakter komunitas pengguna media perlu difahami, sebab perbedaan kultur pengguna mempengaruhi kekuatan efek penggunaan media sosial (McGarth, 2009).

Maka dari itu, adapun tata cara berdakwah melali media sosial agar sesuai sasaran dan prinsip berdakwah.Paling tidak terdapat dua hal yang bisa menjadi dasar prinsip pembentukan. 

Pertama, gunakan kekuatan sosial (komunitas sosial, kredibilitas atau sumber kekuatan lainnya) untuk mendapatkan penerimaan materi pesan dan yang kedua memberi dorongan untuk berubah dengan persuasi yang cukup menggerakkan motivasi namun tidak memberi tekanan psikologis.

Kedua hal tersebut diimplementasikan dalam dua bentuk prinsip dakwah via media sosial.
Pertama, materi perlu disampaikan dengan merujuk pada sumber nash asli (ayat dalam Al Quran dengan menyebut surat dan ayatnya dan haditsdengan menyebut rawi hadits beserta nomor urut dari kitab kumpulan hadits tersebut). Materi disampaikan secara lugas dan tidak terlalu bantak memasukkan opini da'i.

Pengembangan materi dilakukan dalam bentuk mengkaitkan ayat atau hadits dengan fenomena di sekitar sasaran dakwah. Bagi sasaran dakwah dengan tipe elaborasi tinggi, hal ini bisa cukup diterima dikarenakan da'i menyampaikan dengan lebih sedikit menyertakan pertimbangan logika nalar penyampai pesan.

Hal tersebut dapat menghindari terjadinya keraguan sasaran dakwah tipe ini dikarenakan materi yang disampaikan terhindar dari kerentanan untuk didebat atau ditentang. (Musthofa : Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 16, No. 1, 2016)

Bagi sasaran dakwah dengan tipe ekaborasi rendah, kehadiran materi pesan yang disampaikan dengan mengungkap sumber asli secara elngkap cukup dapat memberi informasi bahwa materi yang disampaiakn cukup kredibel.

Dikarenakan penerimaan pesan dan penyerapannnya tergantung pada kunci persuasi, maka sumber informasi yang berkualitas dapat membantu memberikan dukungan agar materi dapat diterima sasaran dakwah tipe elaborasi rendah ini.
 
Kedua, cukup dorong sasaran dengan motivasi untuk berbuat. Artinya memberi dorongan untuk berubah pada sasaran dakwah cukup dengan persuasi yang bisa menggerakkan motivasi namun tidak memberi tekanan psikologis pada sasaran dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun