Tenggara menggunakan International Technical Guidelines untuk pendidikan seksualitas komprehensif yang dikeluarkan UNFPA (United Nations Population Fund). Dengan cara ini, pendidikan diberikan sesuai jenjang usia dan kebutuhan.
Misalnya anak dijelaskan tentang fungsi, nama dan cara merawat organ reproduksinya. Lalu pengetahuan ini ditingkatkan pada penjelasan mengenai pubertas, kehamilan, relasi, dll.
“Edukasi seksual itu seperti segitiga yang setiap sudutnya adalah anak/remaja, orang tua/pendamping, dan guru.”
Anak mendapatkan edukasi lalu dibawa pulang. Namun jika orang tua/pendamping tidak mendukung, obrolan selanjutnya di rumah tidak akan berkelanjutan.
Bacarita Kespro, Ruang Nyaman Pemulihan
Kelahiran Bacarita Kespro lahir dari Nusa Tenggara Timur didorong fakta bahwa remaja di sana tidak punya ruang yang cukup untuk berbagi cerita dan ruang yang aman untuk melakukan pemulihan.
Selain itu adanya keresahan lain karena teman perempuan masih menggunakan pembalut dari koran dan kardus bekas sebagai pembalut.
"Rumah dan sekolah harus memberikan akses lebih baik untuk teman-teman remaja."
Pada 2016 komunitas Tenggara dengan program Bacarita Kespro yang diambil dari bahasa Melayu Kupang berusaha memberikan edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi untuk anak remaja dengan metode pembelajaran inovatif seperti mendongeng, permainan edukasi dan penggunaan alat peraga.
Target program ini adalah remaja yang berasal dari kelompok poor, marginal, social excluded, dan underserved (PMSEU).
Ya, edukasi yang bisa jadi terkesan penuh materi berat ini bisa dilakukan dengan cara menyenangkan karena sesungguhnya materi di dalamnya bukan bercerita tentang hal tabu atau pornografi.