Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bangun Jejaring Sedekah agar Berkah

30 April 2022   13:20 Diperbarui: 30 April 2022   13:22 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di penghujung Ramadhan, kita talah memasuki bagian terakhir dari trilogi kitab Bidayatul Hidayah yaitu berakhlak kepada Allah dan menjahui maksiat hati. 

Anjuran melipatgandakan pahala telah dilaksanakan, namun dalam berinteraksi di lingkungan masyarakat masih ada ketimpangan, tidak jauh jauh seperti di lingkungan terdekat dapat ditemui yaitu ada warga yang berkecukupan bahkan berlimpah rejekinya, namun ada yang mengalami kekurangan atau kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Manusia dilahirkan menurut fitrahnya tidak dilihat dari ras, gender, kulit, kebangsaan melainkan dari ketakwaannya kepada Allah. 

Dari sinilah hubungan antar manusia terdapat nilai nilai yang dianjurkan untuk saling membantu sesama dalam kemaslahatan, diantaranya anjuran untuk bersedekah.

Sudah banyak informasi dari ahli agama begitu dahsyatnya bersedekah. Bahkan berbagai cara dan metode membangunkan gairah bersedekah banyak dijumpai dan mudah ditemukan. 

Terdapat hadits naungan orang beriman di hari kiamat adalah sedekahnya, dijelaskan bahwa pada hari kiamat nanti manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Disebutkannya juga pada saat itu jarak matahari akan sangat dekat dengan kepala setiap orang sehingga akan terasa panas.

Untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari inilah, Rasulullah SAW telah memberitahukan kabar baik kepada umatnya mengenai amalan apa yang dapat menjadikan naungan dari panasnya matahari kelak. 

Saat di Padang Mahsyar setiap manusia akan menunggu giliran untuk diadili dari timbangan amal baik dan amal buruknya. Bisa dibayangkan berapa lama manusia akan menunggu dan merasakan panasnya terik matahari yang sangat dekat dengan kepala. 

Maka telah dijelaskan dari hadits Rasullulah SAW bahwasannya yang menjadikan naungan umat manusia di hari kiamat nanti adalah amalan sedekahnya.

Bersedekah tidak perlu menunggu waktu mempunyai banyak uang lebih dulu, tetapi dapat dilakukan sesuai kemampuan dan keadaan. 

Bersedekahpun tidak melulu berupa uang tunai tetapi dapat dilakukan dengan tenaga dan ketrampilan dalam hal gotong royong atau berbagi pengalaman dikategorikan sedekah. 

Dalam rangka menjembatani meneruskan sedekah telah muncul inisiatif seperti lembaga atau perkumpulan yang menangkap peluang ini terhadap niat warga untuk bersedekah namun dengan keterbatasannya masih bisa melaksanakan sedekah.

Hadirnya lembaga penjaring atau penjemput sedekah menjadi salah satu solusi dan alternatif bagi yang berkantong pas pasan. Melalui gerakan kaleng koin pun bisa dilakukan. 

Bilamana waktu yang telah terjadwalkan untuk membuka kaleng koin terdapat petugas pengambil koin sedekah tersebut, setiap jumlah koin yang dibuka berapa perolehannya ada prosesi doa yang ditujukan kepada pemberi sedekah dan selanjutnya disampaikan kabar hasil koin tersebut setelah diperoleh dipergunakan pada program sedekah seperti paket sembako untuk warga disabilitas, bantuan payung bagi pedagang kaki lima, bantuan alat tulis dan tas anak yatim, bantuan bagi guru ngaji TPQ, dan bantuan lain untuk membantu meringankan beban biaya kebutuhan pokok masyarakat, khususnya bagi yang membutuhkan.

Untuk menjaga kredibilitas dan pengemban amanah terhadap pemberi sedekah, rupaya ada system konfirmasi balik via media komunikasi yang menyampaikan bahwa bapak dan ibu tadi telah menyerahkan uang senilai sebagai sedekah. 

Bahkan sekarang cara bersedekahpun mengikuti kebijakan terkini seperti arahan OJK dengan penggunaan transaksi non tunai melalui scan barcode yang tertera pada pamflet atau kotak amal yang tersedia, donator tinggal buka link, gopay, ovo dan masih banyak lagi yang menggantikan transaksi tunai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun