Mohon tunggu...
Kartini
Kartini Mohon Tunggu... Guru - Guru SLBN Bekasi Jaya

Seorang guru anak berkebutuhan khusus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Pendidikan Vokasional bagi Anak Berkebutuhan Khusus

25 Mei 2021   10:53 Diperbarui: 25 Mei 2021   12:18 3655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak Berkebutuhan Khusus dalam dunia pendidikan mereka adalah penyandang ketunaan. Mereka benar-benar luar biasa dan special sekali. Anak berkebutuhan khusus ( children with special needs ) bukan anak cacat atau anak idiot seperti yang selama ini orang awam sebutkan gelar bagi mereka.

Anak  berkebutuhan khusus selalu dipandang sebelah mata. Anak berkebutuhan khusus bukan penyakit. jadi jika  masih ada yang berfikir anak berkebutuhan khusus ini  menularkan kekurangan mereka , maka itu adalah pendapat yang sangat salah. Mereka  lahir dengan cara yang sama seperti kita. Diciptakan dari Pencipta yang sama.

Tak pantas rasanya mengkategorikan anak berkebutuhan khusus sebagai anak cacat .Mereka juga berhak mendapat nama dan julukan yang baik. Anak berkebutuhan khusus bukan anak yang dilahirkan biasa. Mereka terlahir dari orang tua yang luar biasa.

Sejak lama Istilah "cacat" harusnya sudah lenyap dimasyarakat, karena itu bukanlah kata yang pantas untuk menyebut anak berkebutuhan khusus. Di jaman sekarang mereka adalah Anak berkebutuhan Khusus (Children with Special needs).

Istilah untuk mereka sekarang bukan lagi buta tapi tunanetra bukan lagi tuli tapi tunarungu, bukan lagi cacat fisik tapi tunadaksa, bukan lagi keterbelakangan mental tapi tunagrahita. Selain itu ada juga anak-anak  berkebutuhan khusus lainnya seperti Autis, Down Syndrome, ADHD(Attention Defisit Hyperactive Disorder).

Dan  saat ini mereka lebih dikenal dengan penyandang disabilitas, kaum disabilitas dan yang lebih baik adalah Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ). Begitulah harusnya mereka dipanggil secara istilah.  Nama cacat adalah nama panggilan yang bercampur degan kalimat hinaan yang secara tidak sengaja dilontarkan banyak orang pada mereka.

Sedangkan menurut ahli (Heward) Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik.

Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, Anak Berkrbutuhan Khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi anak tunanetra mereka memerlukan tulisan braile sebagai modifikasi teks bacaan  dan anak tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi anak berkebutuhan khusus temporer dan permanen.

Sedangkan Pendidikan vokasional adalah salah satu program pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah luar biasa yang lebih menekankan pada praktek langsung  dikaitkan dengan masalah pekerjaan.

Pendidikan dan pelatihan vokasional perlu diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus sejak usia dini, agar mereka dapat hidup mandiri di masyarakat dengan keahlian yang dimilikinya.

Orang tua, guru dan sekolah , khususnya Sekolah Luara Biasa,  memiliki peran penting untuk memberdayakan Anak  Berkebutuhan Khusus yang diharapkan kelak memiliki masa depan seperti anak-anak pada umumnya.

Di sekolah luar biasa ini mendidik dan mengajar  Anak Berkebutuhan Khusus yang terdiri dari anak tunarungu dan tunagrahita dan anak dengan hambatan lainnya. Di sekolah luar biasa dikembangkan  pendidikan vokasional bagi para peserta didiknya.

Keterampilan vokasional yang diajarkan diantaranya : tata boga, tata busana, tata kecantikan, kriya kayu, dan steam motor. Dalam pembelajaran tata boga siswa diajarkan bagaimana mengolah, menyajikan, mengemas, sampai kepemasaran produk yang dihasilkannya. Produk yang dihasilkan berupa makanan ringan dan roti.

Dalam pembelajaran tata busana siswa diajarkan bagaimana membuat pola, memotong, dan menjahit berbagai jenis baju dan sprei serta membordir. Untuk pembelajaran tata kecantikan siswa diajarkan pengetahuan dasar tentang dunia salon kecantikan, mulai dari merias wajah sehari-hari, mencuci dan menggunting rambut, mengecat rambut dan mengecat kuku, hingga perawatan menikur dan pedikur.

Dalam pembelajaran steam mereka diajarkan bagaimana mencuci motor dengan baik dan benar agar pelanggan puas dengan hasil kerja mereka. Pelangan yang mencuci motor masih pada lingkungan sekolah yaitu orang tua murid dan guru.

Sedangkan untuk kriya kayu siswa belajar membuat alat-alat  rumah tangga seperti talenan, tempat tisu dan rak dinding kayu. Berbagai kreasi dan hasil keterampilan yang di dapat diharapkan dapat menjadi bekal dan media pengenalan dunia usaha untuk peserta didik.

Berbagai program ini merupakan bentuk pelaksanaan dari program pemerintah yang tercantum dalam Perdirjen no.10 tahun 2017 tentang struktur kurikulum yang harus dilaksanakan di SLB.

Sekolah memberikan porsi pendidikan vokasional lebih banyak dibandingkan pendidikan akademik, yaitu 16 sampai 18 jam per minggu untuk jenjang SMPLB dan 24 sampi 28 jam perminggu untuk jenjang SMALB.

Disamping itu sekolah juga tetap mengajarkan pengetahuan dasar akademik yang termasuk dalam mata pelajaran seperti ; Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu pengetahuan Sosial, seni budaya, bahasa sunda dan  bahsa inggris . Di SLB juga diajarkan program khusus ( PROGSUS ) yang terdiri dari :

1. PKPBI ( Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama )

Pembelajaran Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI) merupakan program kekhususan yang ditujukan untuk mengoptimalkan sisa pendengaran dan kemampuan komunikasi verbal pada anak tunarungu.

2. Pengembangan Diri ( Bina Diri )

Pembelajaran Pengembangan Diri  ( Bina Diri ) merupakan program kekhususan yang ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan diri dan kemampuan sosial  pada anak tunagrahita.

Anak berkebutuhan khusus dilahirkan dengan cara yang sama seperti anak pada umumnya. Mereka makan dan minum sama seperti kita, mereka juga tinggal dirumah dan memiliki orang tua yang sangat menyayangi mereka.

Merekapun berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak pada umumnya. Pendidkan yang harus menciptakan anak-anak dengan kemampuan yang luar biasa. Tak terkecuali bagi mereka yang berkebutuhan khusus, mereka juga ingin mengembangkan diri.  Mereka butuh guru yang sabar , Guru yang Tulus dan Ikhlas. Guru yang mampu membimbing mereka , yang mau menerima kekurangan mereka.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak untuk keluarga special, ungkapan ini untuk membuka mata para orang tua yang masih malu atau minder memiliki anak dengan kebutuhan khusus.  Hal ini berdasarkan kenyataan yang tidak sedikit orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus malah malu atau minder bahkan menyembunyikan anak mereka dari khalayak ramai.

Padahal anak berkebutuhan khusus harus disekolahkan untuk mencapai tingkat perkembangannya. Orang tua tak perlu malu karena Allah SWT menitipkan anak special untuk orang tua yang juga special dimata Allah. Pasti akan ada hikmah dibalik semua yang Allah berikan dengan segala karunia Nya.

Jadi kita wajib melakukan yang terbaik untuk anak-anak special kita tanpa pengecualian. Apapun alasannya, anak berkebutuhan khusus harus dapat hak pendidikan yang sama seperti anak lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun