Siapa sih yang tidak suka drama Asia? Apapun itu genrenya selalu menarik untuk disimak, terlebih episode yang ditawarkan biasanya rata-rata maksimal 10-15 episode. Jadi tidak sampai seharian pun kalian bisa menyelesaikan satu judul drama.
Dua negara yang dramanya jadi favorit semua orang adalah dari Korsel dan Jepang, meski tidak menutup kemungkinan drama Taiwan dan China juga ada penontonnya di Indonesia.
Saya pribadi awalnya penggemar drama Korsel, tapi belakangan merasa agak annoyed dengan Kdrama. Kenapa? Nih saya kasih tahu alasannya kenapa sebaiknya tidak lagi nonton Kdrama.
1. Cowok Kaya Raya Selalu Jadi Pemenang
Ide cerita seperti ini kemudian banyak diadaptasi ke dalam sinetron kita, which is terasa agak maksa sih dimasukkan dalam budaya lokal. Tapi Korsel bukan kiblat satu-satunya yang diterapkan dalam sinetron, jumlah episode panjang kali lebar kali tinggi, tentu saja berkiblat ke drama India. Duh, maaf saya jadi sedikit melenceng malah ngomongin sinetron. Cuzz dilanjut lagi lah.
Apabila protagonis cewek dihadapkan pada dua pilihan cowok dalam hidupnya, entah kenapa, si cowok kaya raya selalu menjadi pilihan hati si cewek. Padahal rival cowok kaya raya itu juga cowok baik lho. Sang rival selalu kalah, entah itu mati di akhir cerita atau jadian dengan cewek lainnya. Hmmm, kalian mikir ada salah nggak sih dengan penulis cerita Kdrama ini?
2. Protagonis Cewek Ceroboh dan Gak Tahu Malu, Tapi Sanggup Bikin Si Pangeran Jatuh Cinta
Why is this really matter? Kalo bagi penonton cewek, she might ended up being a daydreamer hoping than one day she’ll be pick up by a white horse prince. Percaya deh ini gak asik buat mental kamu para gadis. Sementara buat si cowok, they might think that girls only care about material things alias cewek matre.
Kalau saya perhatikan di Jdrama, sepertinya enggak terlalu dieksplor soal strata sosial seseorang dari golongan ekonomi apapun. Yang saya tau, cewek dan cowok bisa jatuh cinta karena memiliki kesamaan minat terhadap sesuatu hal. Ini pesan moral yang paling penting.