Desain atv yang muat untuk 4 orang membuat para pengunjung beralih dari penggunaan becak. Begitu juga dengan motor listrik dan motor mini. Keduanya memiliki nilai estetika yang jauh berbeda dari becak yang menggunakan motor seadanya dan jok yang hanya muat untuk 2 orang saja. Ditambah lagi banyaknya pariwisata yang berusia anak- anak membuat penggunaan motor mini semakin banyak peminat.
"Atv seharusnya dipakai dipinggiran pantai neng, tapi ini pada make di jalan raya".
Menurut pengakuan beliau, atv maupun motor mini saat ini sudah memenuhi sepanjang jalan pantai Pangandaran. Awalnya keberadaan atv dan motor mini yang harusnya memiliki trek tersendiri malah menjadi alat berpergian ke spot-spot menarik lain yang ada disekitar pantai pangandaran.
"Bukannya dipasir pantai tuh neng, tapi ini nih di jalan raya gini"
Tentu hal ini adalah hal yang merugikan bagi beliau, tetapi disamping pekerjaan sebagi tukang becak beliau tak punya opsi lain lagi.
Lapangan Kerja Sempit
 " ya mau gimana lagi neng, kerjaan cuman ini aja, paling jadi kuli bangunan, itupun kalo ada yang manggil neng, kalo gak ada yaa" lanjut beliau sambil tertawa
Diusianya yang tak lagi muda, pak Sulaiman harus rela mempertahankan pekerjaannya yang sebenarnya tidak dapat diharapkan lagi, demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jawaban beliau saat kutanyakan perihal ganti profesi, mengambarkan sulitnya mencari pekerjaan diusianya yang sudah termasuk jangka lanjut usia.
" Udah gak mampu lagi neng kalo jadi nelayan, penglihatan udah kurang kesehatan udah kayak dulu lagi neng, udah sering sakit juga "
Kondisi fisik yang sudah tak sehat lagi menjadi salah satu faktor beliau sulit mencari pekerjaan yang sesuai. Pada kenyataanya memang tukang becak di Pangandaran kebanyakan sudah tidak berusia muda lagi.
" Kadang sedih sih neng, mangkal sampe berjam-jam, kadang keliling juga tapi gak ada yang mau pada naik. Mereka ( pengunjung) milihnya yang cakep-cakep neng, udah pada gamau lagi sama yang tradisonal kayak gini"