Pemuda tadi merupakan produk yang sengaja dibina oknum yang memanfaatkan celah keruwetan sistim pengunaan jalan. Pembina mereka jelas bukan dari pihak swasta dan pasti mewajibkan mereka untuk beri setoran di ujung hari.
Penyebab pemandu wisata dilempari dan diteriaki kasar pemuda itu karena bersikeras untuk membayar Rp 5,000 bukan Rp 50,000.Â
Tamu mendukung keputusan pemandu wisata karena ikut menuruti kemauan mereka berarti secara tidak langsung mendukung pembiaran kegiatan kejahatan.Â
Masalah tata kota selain melahirkan tukang pungutan liar juga juntaian kabel hitam tebal tipis bertumpuk mendayun turun.
Bis besar saat berjalan terutama di bagian selatan harus hati-hati supaya tidak terjerat hingga memutuskan kabel itu. Saat terjebak, harus berusaha keras cari alat untuk menyodok kabel naik. Sepertinya di setiap sudut jalan Jakarta harus disediakan bambu panjang untuk mempercepat kerja menyodok kabel itu.Â
Tamu sebelum berpisah di bandara internasional Sukarno Hatta mengatakan bahwa sangat terkesan dengan pelayanan hingga kejadian yang dijumpai selama perjalanan sehingga mereka memiliki banyak benih cerita seru untuk dibawa pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H