Kak Milah yang sudah berhenti kerja memutuskan kontrak apartemen di Berlin dan sekarang tinggal di hotel dekat bandara. Nanti kami berempat menginap semalam di hotel itu lalu besok lanjut naik kereta ke Swiss.Â
"Bintang!" panggilnya dengan melambaikan tangan di samping kanan pintu keluar.Â
Kak Milah bergegas cium punggung tangan lalu peluk dan cium kedua orang tua. Setelah itu memeluk dan cium aku. Bude dan pakde luar biasa kelelahan duduk lama di pesawat.
"Milah, ibu mau rebahan," kata bude. "Iya, bapak juga," lanjut pakde.
Hotel kami berjarak 20 menit naik bis. Aku dan kak Milah tidur sekamar.
"Bude, silakan mandi dulu di kamarku," kataku ke bude setelah kami sampai hotel. Bude menerima tawaranku dengan bahagia.
Sewaktu bude mandi, aku mengeluarkan amplop sisa uang pemberian kak Milah. "Ini sisa uang masih banyak," kataku.
Kak Milah menolak dan menyuruhku untuk simpan buat keperluan selama di Eropa.
Kami berempat makan malam di restoran Turki yang berada dekat hotel. Sewaktu menunggu pesanan datang, kak Milah mendadak bertanya padaku.
"Bintang, apa masih ingat kejadian waktu kamu tidur dalam mesjid saat kita jalan-jalan ke kebun binatang?"
Aku mengangguk dan menjawab, "Masih. Memang kenapa?"