Jalanan sungguh sepi. Tidak sampai satu jam, taksi yang kunaiki sampai di depan gerbang rumah baru.
"Mbak Bintang!!" teriak Bulan dari dalam lalu, buka pintu keluar buka gerbang. "Sini aku bantu bawa koper mbak!" lanjutnya sambil lari ke arah bagasi.
"Bintang!! Akhirnya kamu sampai juga," sambut kak Milah.Â
Aku tersenyum melihat tingkah mereka berdua.Â
"Ini ongkosnya pak," kataku menyodorkan uang ke supir taksi lalu turun untuk memeluk mereka. Kami bertiga berpelukkan di dalam garasi.
"Aku ada beli banyak coklat untuk kita makan." Bulan teriak kegirangan karena dia sangat doyan coklat.
Ibu ada membeli kulkas dan memasang telepon di rumah ini. Kantong berisi coklat langsung Bulan taruh dalam kulkas tanpa melihat isi dalamnya. Saat itu telepon berdering keras. Aku mengangkat telepon saat berdering kedua kali.
"Halo?" tanyaku.
"Bintang!!!" teriak ibu. Itu telepon dari ibu untuk cek apa aku sudah sampai. Ibu lusa siang datang bersama ayah dan eyang.
Selesai meletakkan gagang telepon, aku membongkar isi koper.Â
"Mbak, biar aku yang beresi. Mbak mandi lalu sarapan dan istirahat saja," kata Bulan.