Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pintu Depan 24

26 April 2022   18:32 Diperbarui: 26 April 2022   18:46 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Perutku terasa lapar dan aku memutuskan makan malam dengan membeli paket hamburger, kentang goreng dan susu coklat dingin. Aku ini pengemar susu dan saat letih pasti mencari susu coklat untuk diminum menambah tenaga. 

Saat sibuk mengunyah, dari meja seberang ada beberapa wanita sibuk makan sambil mengobrol dalam bahasa Jawa. Suara obrolan mereka terdengar jelas hingga ke mejaku dan aku mengerti isinya. Mereka adalah tenaga kerja wanita yang telah habis masa kontrak sebagai pembantu rumah tangga di Singapura. 

Majikan mereka ada yang mau meneruskan perpanjang kontrak tetapi, rasa lelah harus kerja seharian dengan minim hari libur membuat mereka menolak keinginan majikan itu.

"Sungguh sulit mendapat pekerjaan dengan majikan yang baik. Aku setelah ini mau coba ke Hong Kong," kata salah satu dari mereka.

Aku jadi teringat bude Wulan yang sudah bekerja di Singapura tahunan dengan majikan yang sama tanpa pernah pulang sekali pun. Bude bisa sekuat itu bertahan pasti karena selalu ingin dekat dengan Wibawa, anaknya. 

Entah mengapa mendadak aku juga teringat kak Indah yang pernah bilang ke aku saat aku bertamu ke sekolah tempat dia bekerja. Katanya, mencari kerja dan mendapatkan atasan serta teman bekerja yang menyenangkan itu sungguh sulit. Tetapi, begitu kita menemukan semua itu, tidak ada alasan untuk melepas semuanya.

Mendengar obrolan mereka membuatku lupa waktu. Di udara terdengar namaku dipanggil untuk masuk pesawat. Aku bergegas lari menuju tempat naik pesawat. 

Langit yang gelap membuatkan tak berminat untuk menatap keluar jendela. Perjalanan ini hanya memakan waktu 2 jam. Aku memutuskan untuk tidur selama perjalanan.

"Jakarta!!" seruku setelah mengambil bagasi dan berada di luar. Bandara di jam 5 pagi sangat sepi. Embun tipis dingin menusuk masuk hidung hingga membuatku bersin. Sepertinya kondisi Jakarta belum normal. 

Kata kak Milah, banyak orang Jakarta keturunan Tionghoa saat kerusuhan kabur keluar negeri. Salah satu negara tujuan mereka adalah Singapura.

Aku menarik nafas panjang dalam-dalam lalu, mencari taksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun