5. MAKANAI
Kata ini mulai digunakan sejak zaman Heian. Di dalam cerita Genji ada satu kutipan Kashiwagi "Onsuzuri nado makanaite, semekiko yureba, shibu-shibu ni kai-kyu fu o"; bagian ini merupakan kata kerja dari "makanau / bayaran" yang berarti "totonoeru / disesuaikan" atau "shitaku suru / disiapkan".
Pada zaman Edo makanan untuk pekerja di rumah makan atau pedagang disebut "makanai meshi" dan masih digunakan hingga sekarang. Kemudian tempat tinggal yang termasuk makanan disebut "makanai tsuki no geshuku". Tapi, siapa yang menyangka istilah ini adalah bahasa Indonesia?
Dalam bahasa Indonesia makan adalah kata kerja berarti"makan / taberu atau konsumsi / shohi suru mono". Makanan adalah kata benda yang berarti "shokuryo, shokuhin, atau shokuji". Makanai yang digunakan di bahasa Jepang memiliki kemiripan arti dengan makanan di bahasa Indonesia.Â
Teori linguistic menyebutkan bila dalam 4 bunyi ada 3 bunyi yang mirip dan memiliki arti sama maka berasal dari satu sumber. Sejak dahulu kala di Jepang yang memiliki arti makan adalah "hamu" lalu waktu zaman Heian di kalangan bangsawan mulai menggunakan "mesu" dan setelah itu "makanai" mulai digunakan.
 6. ANPONTAN
Setelah perang dunia ke-2, kata lucu "anpontan" mulai digunakan di Jepang terutama daerah Kansai. Kata ini berarti "manuke / bodoh" dan ini juga berasal dari bahasa Indonesia.
Setelah perang dunia ke-2, pasukan bagian selatan yang telah dikirim ke Indonesia pulang kembali ke Jepang. Waktu itu banyak pasukan yang berasal dari Kansai maka dari itu kata ini menyebar di Kansai.
Bahasa Indonesia asli adalah "Ampun Tuan!" yang merupakan kata yang memiliki nuansa arti penyesalan mendalam "goshujin sama, owabi moushiagemasu / Tuan, mohon maaf" melebihi kata "sumimasen / minta maaf" yang biasa digunakan.Â
Maka, setiap ada pria meminta maaf dengan mengatakan "ampun tuan" karena melakukan kesalahan yang sama maka orang itu akan diolok dengan panggilan "anpontan". Â Meskipun memiliki makna yang menyedihkan tetapi karena bergema ringan entah kenapa sepertinya memiliki ungkapan sayang untuk menyebut orang bodoh.
7. JAGAIMO