Mohon tunggu...
Kartika Maharani
Kartika Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

Kartika Maharani (17) - XI MIPA 2 - SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bibi Lusi dan Rumah Abu-abu

24 November 2020   20:11 Diperbarui: 24 November 2020   20:27 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"ADUUUH.. apa-apaan sih kalian?! Sakit tau!" teriak Gio sambil mengelus-ngelus punggungnya. Fila dan Kania menatapnya kesal.

"KAMU LAGIAN ASAL NGOMONG! Bibi Lusi juga orang biasa, jangan suudzon dulu dong! Bingung deh aku, omongan kamu tuh ngaco mulu!" gerutu Fila diikuti anggukan Kania. Gio hanya mengiyakan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Iyasih, aku ngomong kok enak banget kayak mau dimakan harimau, aku Gio dalam hatinya.

Tanpa berlama-lama, akhirnya mereka meluncur menuju rumah Bibi Lusi. Sesampainya disana, mereka agak ragu untuk bergerak maju karena benar-benar sudah gemetar. Semua orang membicarakan pohon beringin yang katanya ada "penunggu"-nya itu. Fila, Gio, dan Kania yang masih anak kecil, tentu percaya dengan rumor-rumor semacam itu. Walaupun langit belum gelap, mereka tetap merasa ketakutan dan tidak ingin maju.

Tiba-tiba, seorang perempuan yang sudah terlihat lanjut usia namun masih awet muda keluar dari dalam dan melongokkan kepalanya. Ia berjalan keluar perlahan, dengan muka dinginnya menghampiri pagar rumah. Jalannya sangat ramping, yang makin membuat ketiga sekawan itu tidak ingin melihatnya. Mereka diam di tempat sambil menutup muka mereka, diatas sepeda. Bibi Lusi semakin mendekat.

"Hahahaha.. kalian mengapa menutup muka seperti itu? Lucu sekali. Kalian pasti suruhan Ibu Jema, ya? Atau kalian anaknya? Sini masuk, aku sangat senang ada yang berkunjung," Mendadak suara lembut nan ceria itu keluar dari mulut Bibi Lusi. Ketiganya kaget, lantas membuka mata dan melihat ke arah Bibi Lusi. Mereka tidak menyangka kalau ternyata Bibi Lusi seramah itu.

"Eh, iya Bibi.. aku anaknya Bu Jema, nama aku Fila. Kedua temanku ini, Gio dan Kania. Bunda sudah memberitahu ya aku dan teman-teman ingin mengantar sesuatu kesini?" tanya Fila langsung tanpa ragu. Perasaannya mendadak enak. Gio dan Kania masih takut-takut menatapnya.

"Iya.. jarang sekali ada yang berkunjung kesini, bahkan tidak pernah. Orang-orang sudah termakan rumor kalau rumah ini berhantu, dan tampangku yang dingin seperti ini membuat mereka makin yakin bahwa semua yang ada disini menyeramkan. Bibi bahkan dijauhi ketika datang ke bazaar kemarin sabtu, tidak ada yang menemani Bibi. Bibi sangat bersyukur kalian datang karena bibi kesepian. Sini, masuk!" jelasnya panjang lebar sambil membukakan pintu. Fila, Gio, dan Kania yang mendengar ceritanya merasa iba. Semua perasaan takut mereka hilang, dan mereka langsung masuk ke dalam rumah Bibi Lusi.

Ternyata, setelah dilihat, rumah itu tidak menyeramkan karena Bibi Lusi sudah menyulapnya menjadi minimalis. Sangat indah dan nyaman. Mereka berbincang di ruang tengah sambil sesekali menyeruput teh. Bibi Lusi ternyata orang yang sangat ramah dan ceria. Mungkin hanya kalau diam ia menyeramkan, tetapi nyatanya berbanding terbalik 180.

Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya ketiga sekawan tersebut pamit pulang karena sudah sore.

"Ah.. aku senang kalian datang kesini. Sering-sering kesini, ya, Bibi bawakan makanan kesukaan kalian! Ohya, ada yang mau Bibi kasih. Sebentar," kata Bibi Lusi sambil berjalan ke arah dapur. Ia menyiapkan sesuatu dengan cepat sebelum ketiganya sempat berbisik-bisik, lalu kembali lagi membawa 3 kantung kertas ukuran sedang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun