Mohon tunggu...
Kartika FajrianaDewi
Kartika FajrianaDewi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling

Interest in Education, Psychology, Guidance and Counseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Konseling Individual Menggunakan Pendekatan Realitas dengan Sistem WDEP

20 Januari 2023   15:30 Diperbarui: 20 Januari 2023   15:34 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah yang dilakukan untuk mengatasi tantangan yaitu dengan menggunakan ruangan lain (meminjam ruangan wakasek sapras) yang tertutup sehingga konseli lebih nyaman karena privasinya terjaga. Proses konseling dilakukan saat jam pelajaran, guru BK meminta izin pada guru mata pelajaran yang sedang mengajar di kelas konseli.

Proses konseling dimulai dengan analisis perilaku konseli. Konseli menceritakan latar belakangnya dan pemicu permasalahan yang dialaminya.

  1. Tahap awal : a) Guru BK mengucap salam menyambut konseli dengan ramah dan mempersilahkan duduk. b) Guru BK menanyakan kabar dan aktivitas yang dilakukan sebelumnya. c) Jika komunikasi sudah lancar, hubungan sudah baik , konseli sudah melibatkan diri secara penuh maka Guru BK memulai untuk mendefinisikan masalah dan membantu memperjelas masalah konseli. d) Guru BK merumuskan tujuan yang ingin dicapai bersama konseli.
  2. Tahap inti : a) Tahap pengembangan keinginan dan kebutuhan (wants). Guru BK membantu konseli  untuk mengungkapkan semua kebutuhan, keinginan, persepsi konseli  terhadap kebutuhannya sesuai dengan harapan konseli. Guru BK melakukan asesmen terhadap motivasi dan komitmen konseli untuk mengubah sikap dan perilaku. b) Tahap arah dan tindakan (Direction & doing). Guru BK membantu konseli  mengidentifikasi tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk mencapai atau memenuhi kebutuhannya, apakah tindakan yang dilakukan sesuai atau sejalan dengan tujuan dan keinginan konseli. Pertanyaan yang dikemukakan guru BK pada tahap ini adalah "apa yang dilakukan konseli?". Meskipun masalah yang dihadapinya sekarang berkaitan dengan kehidupan sebelumnya, namun konseli  harus belajar untuk mengatasi masalah konseli sekarang dengan mempelajari cara terbaik untuk mencapai keinginannya. Masa lalu didiskusikan jika hal itu membantu konseli  untuk membuat perencanaan yang lebih baik dimasa sekarang dan akan datang. Guru BK dan konseli  mendiskusikan arah kehidupan konseli  secara keseluruhan, termasuk apa tujuannya di masa yang akan datang dan apa yang akan dilakukan untuk mencapainya. c) Tahap evaluasi diri (Evaluation). Guru BK membantu konseli  untuk mengidentifikasi apakah tindakan yang telah dicapai untuk memenuhi kebutuhan sudah cukup realistis atau tidak. Konseli  diminta untuk mengevaluasi perilaku mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang mereka inginkan. Konseli  menjelaskan perilakunya sekarang dapat membantu untuk mencapai harapan atau tujuan yang diinginkannya, perilaku yang ditampilkan cukup realistis, atau pikiran, perasaan, dan tindakan mereka sejalan atau tidak. Guru BK melakukan konfrontasi antara perilaku yang ditampilkan dengan konsekuensi yang diperoleh, kemudian menilai kualitas tindakan mereka. Melalui proses ini konseli melakukan self-assessment yang membantu mereka untuk bersedia melakukan perubahan. d) Tahap perencanaan (Planning). Guru BK membantu konseli  untuk membuat rencana tindakan yang sesuai dengan kriteria yang sederhana (simple), dapat dicapai (attainable), terukur (measurable), segera (immediate), dan konsisten (consisten) atau disingkat SAMIC. Guru BK membantu konseli  untuk memiliki manajemen waktu yang baik, dapat membuat skala prioritas agar waktunya bisa digunakan dengan secara efektif. Konseli  menentukan perilaku yang harus mereka rubah, agar konseli  lebih siap untuk mengeksplorasi alternatif perilaku lain yang dapat dilakukan dan membuat perencanaan. Konseli  membuat perencanaan bersama guru BK. Diharapkan konseli  dapat memiliki komitmen untuk melaksanakan rencana yang telah dibuatnya. Guru BK mengingatkan konseli  akan manajemen waktunya jika konseli  belum menunjukkan komitmennya.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dari layanan konseling individual konseli sudah mampu menganalisis keinginan dan arah tindakan yang dilakukannya. Konseli juga sudah mampu menentukan solusi yang terbaik dalam pemecahan masalah manajemen waktunya, lalu konseli juga sudah mampu mengatur manajemen waktunya melalui evaluasi diri. konseli sudah melakukan perencanaan membuat matriks manajemen waktu dan membuat jurnal harian dan menerapkannya di keseharian konseli.

Sehingga bisa disimpulkan hasil layanan konseling individual cukup efektif. konseli mampu mengatur  manajemen waktu dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun