Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Konseling Individual Bidang Pribadi
Lokasi
SMA Negeri 1 Rajagaluh
Lingkup Pendidikan
SMA
Tujuan yang ingin dicapai
Konseli mampu membentuk keterampilan manajemen waktu dengan baik
Penulis
Kartika Fajriana Dewi
Tanggal
Rabu, 18 Januari 2023
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Konseli menunjukan perilaku manajemen waktu yang buruk, ditandai dengan konseli merasa sulit mengatur waktu antara belajar dengan kegiatan/ tugas dari ektrakurikuler dan intrakurikuler yang dia ikuti sehingga prestasi akademiknya menurun. Konseli juga memiliki kebiasaan nonton drama korea untuk melepas rasa penatnya. Sedangkan konseli menginginkan prestasi akademiknya tetap bagus karena konseli ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri melalui jalur rapot (SNBP).
Praktik yang dilaksanakan berupa konseling individual dengan pendekatan realitas melalui sistem WDEP (wants, doing & direction, evaluating, planning) dengan tujuan membentuk keterampilan manajemen waktu dengan baik sehingga konseli menampilkan perilaku yang dapat membawa konseli ke keberhasilan dan pada akhirnya memunculkan success identity di dalam diri konseli.
Guru BK berperan sebagai konselor dalam konseling yang dilaksanakan. Guru BK membantu konseli menganalisis keinginan konseli, membantu konseli menentukan solusi yang terbaik dalam pemecahan masalah dan membantu konseli untuk mengatur manajemen waktunya melalui evaluasi diri dan perencanaan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Tantangan dalam pelaksanaan konseling individual bidang pribadi ini yaitu pelaksanaan konseling tidak bisa dilaksanakan di ruang BK karena ruang BK sedang banyak dikunjungi oleh siswa kelas XII untuk berkonsultasi mengenai perguruan tinggi dan SNBP.
Proses konseling harus dilakukan saat jam pelajaran karena waktu istirahat yang tidak memungkinkan untuk dilakukan konseling. Konseling juga tidak bisa dilakukan setelah jam pulang sekolah, karena konseli ada kegiatan ekstrakurikuler.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah yang dilakukan untuk mengatasi tantangan yaitu dengan menggunakan ruangan lain (meminjam ruangan wakasek sapras) yang tertutup sehingga konseli lebih nyaman karena privasinya terjaga. Proses konseling dilakukan saat jam pelajaran, guru BK meminta izin pada guru mata pelajaran yang sedang mengajar di kelas konseli.
Proses konseling dimulai dengan analisis perilaku konseli. Konseli menceritakan latar belakangnya dan pemicu permasalahan yang dialaminya.
- Tahap awal : a) Guru BK mengucap salam menyambut konseli dengan ramah dan mempersilahkan duduk. b) Guru BK menanyakan kabar dan aktivitas yang dilakukan sebelumnya. c) Jika komunikasi sudah lancar, hubungan sudah baik , konseli sudah melibatkan diri secara penuh maka Guru BK memulai untuk mendefinisikan masalah dan membantu memperjelas masalah konseli. d) Guru BK merumuskan tujuan yang ingin dicapai bersama konseli.
- Tahap inti : a) Tahap pengembangan keinginan dan kebutuhan (wants). Guru BK membantu konseli untuk mengungkapkan semua kebutuhan, keinginan, persepsi konseli terhadap kebutuhannya sesuai dengan harapan konseli. Guru BK melakukan asesmen terhadap motivasi dan komitmen konseli untuk mengubah sikap dan perilaku. b) Tahap arah dan tindakan (Direction & doing). Guru BK membantu konseli mengidentifikasi tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk mencapai atau memenuhi kebutuhannya, apakah tindakan yang dilakukan sesuai atau sejalan dengan tujuan dan keinginan konseli. Pertanyaan yang dikemukakan guru BK pada tahap ini adalah "apa yang dilakukan konseli?". Meskipun masalah yang dihadapinya sekarang berkaitan dengan kehidupan sebelumnya, namun konseli harus belajar untuk mengatasi masalah konseli sekarang dengan mempelajari cara terbaik untuk mencapai keinginannya. Masa lalu didiskusikan jika hal itu membantu konseli untuk membuat perencanaan yang lebih baik dimasa sekarang dan akan datang. Guru BK dan konseli mendiskusikan arah kehidupan konseli secara keseluruhan, termasuk apa tujuannya di masa yang akan datang dan apa yang akan dilakukan untuk mencapainya. c) Tahap evaluasi diri (Evaluation). Guru BK membantu konseli untuk mengidentifikasi apakah tindakan yang telah dicapai untuk memenuhi kebutuhan sudah cukup realistis atau tidak. Konseli diminta untuk mengevaluasi perilaku mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang mereka inginkan. Konseli menjelaskan perilakunya sekarang dapat membantu untuk mencapai harapan atau tujuan yang diinginkannya, perilaku yang ditampilkan cukup realistis, atau pikiran, perasaan, dan tindakan mereka sejalan atau tidak. Guru BK melakukan konfrontasi antara perilaku yang ditampilkan dengan konsekuensi yang diperoleh, kemudian menilai kualitas tindakan mereka. Melalui proses ini konseli melakukan self-assessment yang membantu mereka untuk bersedia melakukan perubahan. d) Tahap perencanaan (Planning). Guru BK membantu konseli untuk membuat rencana tindakan yang sesuai dengan kriteria yang sederhana (simple), dapat dicapai (attainable), terukur (measurable), segera (immediate), dan konsisten (consisten) atau disingkat SAMIC. Guru BK membantu konseli untuk memiliki manajemen waktu yang baik, dapat membuat skala prioritas agar waktunya bisa digunakan dengan secara efektif. Konseli menentukan perilaku yang harus mereka rubah, agar konseli lebih siap untuk mengeksplorasi alternatif perilaku lain yang dapat dilakukan dan membuat perencanaan. Konseli membuat perencanaan bersama guru BK. Diharapkan konseli dapat memiliki komitmen untuk melaksanakan rencana yang telah dibuatnya. Guru BK mengingatkan konseli akan manajemen waktunya jika konseli belum menunjukkan komitmennya.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari layanan konseling individual konseli sudah mampu menganalisis keinginan dan arah tindakan yang dilakukannya. Konseli juga sudah mampu menentukan solusi yang terbaik dalam pemecahan masalah manajemen waktunya, lalu konseli juga sudah mampu mengatur manajemen waktunya melalui evaluasi diri. konseli sudah melakukan perencanaan membuat matriks manajemen waktu dan membuat jurnal harian dan menerapkannya di keseharian konseli.
Sehingga bisa disimpulkan hasil layanan konseling individual cukup efektif. konseli mampu mengatur manajemen waktu dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H