Mohon tunggu...
Kaskatella
Kaskatella Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

All About Food and lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Sulit Memaafkan Orang Lain? Ini 8 Tips Jitu untuk Memaafkan dan Self Love

29 April 2023   22:35 Diperbarui: 29 April 2023   22:35 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata maaf, pasti berhubungan dengan reaksi. 

Reaksi yang bisa menapak tilas kejadian masa lalu. 

Rasa bisa menjadi hasil tentang apa yang dialami. 

Hal itu sangat wajar, sejatinya semua orang memiliki perasaan. 

Memaafkan sendiri dibagi menjadi dua bagian. 

Pertama, memaafkan orang yang mengakui kesalahan dan sebaliknya. 

Lantas apakah memaafkan itu harus menunggu 'pengakuan' dari tersangka tersebut?

Ataukah kita harus membuka lembaran baru, membuang sampah memori usang dan menunggu sesuatu yang menakjubkan di depan mata? 

Tentu saja, karena memaafkan adalah bagian dari self love. 

Namun bagaimanakah cara agar bisa memaafkan tanpa dibayangi rasa sakit dari si pelaku itu? 

Ini dia 8 tips jitu  bagaimana memaafkan orang lain dan mencintai diri sendiri yang dikutip dari dokumentasi pribadi dan berbagai sumber. 

1. Fokus dengan Emosi

Ketika disakiti, kita fokus pada reaksi yang disampaikan oleh pelaku. 

Kita tidak memikirkan bagaimana rasa sakit itu mempengaruhi seluruh kinerja tubuh kita. 

Dari situ, kita bisa melihat imbas dari pertikaian itu. 

Dilansir dari Health Line, berikan diri sendiri untuk mengenali dan menerima perasaan yang telah dipicu dirimu dan sambutlah.

2. Koreksi Diri Sendiri dan Akui Kesalahan dengan Lantang

Masalah membuat hati dipenuhi beban.

Tantrum dan dendam pun memenuhi ulu hati.

Jika sudah begitu, jangan langsung playing victim atau malah melimpahkan kesalahan ke orang. 

Itu justru menambah masalah membawa masalah baru. 

Pikirkan apakah orang tersebut layak mendapatkan pelampiasan atas emosi anda? 

Atau justru anda sendiri yang menjadi sumber permasalahan dan tidak mengakuinya. 

Seringkali ketika seseorang mendapatkan masalah, orang cenderung bertindak seperti korban dan merasa terzalimi. 

Lalu menggunakan kekuatan sebanyak mungkin untuk menjatuhkan orang tersebut, untuk bungkam. 

Biasanya, sebelum saya bereaksi saya melakukan analisa terlebih dahulu, lalu mengambil keputusan. 

3. Kenali Tujuan Pelaku

Saya membuka cuplikan video dari Tiktok mengenai 'Kalau Dendam Menghambat Rejeki, Kenapa Orang Jahat Bisa Kaya'. 

Walau kesalahan sebenarnya subjektif, tetapi ini yang saya pelajari.

Menurut Rheo pemilik akun @kokohealing, Luck and Happiness Expert, emosi itu bukan dari pikiran. 

Melainkan dari tubuh, jadi tubuh bisa menyimpan api untuk menyiksa diri sendiri. 

Lantas mengapa orang yang sudah berbuat 'jahat' kepada seseorang kok malah lebih bahagia? 

Ya karena dia tidak memiliki beban, sehingga dia bisa move on. 

Memang sih kalau raga kita sakit, fokus emosi akan menjalar ke seluruh tubuh.

Kesimpulannya, lebih baik dikembalikan saja ke orang tersebut. 

Bisa saja kan dia sengaja melakukan itu untuk mendapatkan kesenangan? 

Atau mungkin dia memiliki hobi untuk menyakiti orang, agar dia bisa sukses. 

Ini asumsi saya saja, hehe.

Jaman sekarang, orang lebih mudah bertengkar dibanding hidup tentram. 

Apalagi maraknya istilah viral di media sosial, orang seringkali memanfaatkan itu untuk cuan. 

Tanpa sadar, fenomena ini bisa menjalar kemanapun. 

Ya, ini bisa dikatakan seperti menyakiti tetapi tidak jelas apa sebabnya. 

 

@kokohealing Replying to @de_bray kalau dendam nya bukan ke orang tua, apakah masih bisa menghambat rejeki? Nah ini penjelasannya ya, sekalian yang menjelaskan kenapa kalau dendam itu bisa membuat rejeki seseorang terhambat. ##coachrheo##kembalikanbahagiamu##wealth##luck##rejeki##hoki##happy##prosperity  Aesthetic - Gaspar

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, yang dikutip dari KlikDokter.com, agresif atau tidaknya seseorang untuk menyerang itu pada self control. 

"Setiap orang memiliki agresi atau tindakan untuk menyakiti orang lain. Namun, kadar agresi yang dimiliki dan seberapa besar kontrolnya itu tergantung pada masing masing individu."

Ikhsan menambahkan bisa jadi seseorang tersebut membenci dirinya sendiri, dan memiliki trauma di masa lalu. 

Sehingga membutuhkan 'dukungan' untuk menaikkan harga dirinya. 

Atau mungkin, dia membutuhkan dopamin agar dia bahagia? 

Mengutip istilah Chaplin, humor adalah tragedi. 

Bisa saja, apa yang dialami oleh orang tersebut malah menjadi lelucon untuknya agar tersenyum cerah.

Apakah anda ingin memberikannya secara gratis? 

Ya ini kembali ke kontrol diri.

Self control mempengaruhi aksi dan reaksi pada diri kita, jika dirasa sudah berlebihan ya dikembalikan lagi saja ke pemiliknya.

4. Belajar dari Kesalahan 

Pengalaman adalah guru terbaik.

7Setiap masalah pasti membawa pengalaman dan nilai tersendiri. 

Dari sana kita bisa belajar untuk menutup lembaran usang dan membuka kertas yang baru. 

Jika memang kesalahan ada pada diri sendiri, memperbaiki diri adalah hal satu-satunya yang perlu dilakukan. 

5. Berbicara dengan diri sendiri

Loh ga salah tuh? 

Tubuh juga butuh curhat (curahan hati) loh, tujuannya agar bisa mengasah kejujuran dan melihat inner self. 

Salah satu cara untuk berbicara diri sendiri adalah Journaling. 

Yes, membuat jurnal dapat membantu untuk memahami kelebihan dan kelemahan dari diri anda. 

Menurut Jordan Pickell, MCP, RCC yang dilansir dari Health Line, menuliskan 'percakapan' antara anda dengan diri sendiri bisa membantu mengenali pola pikir yang menyabotase kemampuan untuk memaafkan diri sendiri.

Tetapi jangan terlalu mengkritisi diri sendiri ya, nanti malah berdampak buruk ke tubuh lagi.

 

6. Pasang Mindset Baru

Mindset bisa mengubah segalanya. 

Dia bisa menarik sesuatu yang positif atau malah sebaliknya. 

Memang sih memaafkan itu seperti memasuki siklus baru. 

Seringkali anda menemukan istilah, memaafkan secara real (tidak membahasnya lagi), melupakan atau memaafkan tetapi tidak melupakan. 

Saya rasa ini kembali ke diri sendiri, apakah mau memilih salah satu atau malah semuanya haha.

Canda. 

Tetapi ya sejatinya, salah satu cara untuk bergerak maju dengan diri Anda sendiri adalah dengan beradaptasi dari apa yang telah Anda pelajari.

Dilansir dari wikihow, tetapkan tujuanmu sendiri untuk masa depan. 

Pola pikir dapat membantu mendorong pola pikir yang lebih baik dan lebih kuat. 

7. Sebarkan Kebaikan

Salah satu cara untuk mengobati diri sendiri adalah menyebarkan kebaikan. 

Dilansir Health Line, jika respons pertama Anda terhadap situasi negatif adalah mengkritik diri sendiri.  

Inilah saatnya untuk menunjukkan kebaikan dan kasih sayang kepada diri sendiri. 

Satu-satunya cara untuk memulai perjalanan menuju pengampunan adalah dengan bersikap baik dan berbelas kasih kepada diri sendiri.
Hal ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan pengingat untuk diri sendiri bahwa Anda layak untuk dimaafkan.

8. Manjakan Diri Sendiri

Kalau ini pendapat pribadi saya saja.

Jika ada masalah yang menganggu, ya lebih baik ikhlaskan dan mencoba hal yang baru.

Sesuai dengan ucapan Rheo, pelakunya saja happy-happy, masa saya tidak? 

Haha, canda ya. 

Manjakan diri sendiri dengan kulineran, memakai skincare atau membaca buku. 

Menurut saya, ini ampuh untuk mengganti mindset, wajah lebih glowing dan siapa tahu dapat relasi baru kan?

Tidak ada yang tahu, hanya waktu yang bisa menjawab 

 

Sekian artikel saya kali ini. Semoga bermanfaat. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun