Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

"This Too Shall Pass", Saat Kesedihan dan Kebahagiaan Sama-sama Sementara

28 Desember 2024   13:57 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:13 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kenangan. (Sumber: freepik.com via kompas.com)

Kehidupan sebagai Drama Tanpa Akhir

Pernahkah Anda merasa hidup ini seperti sinetron tanpa jeda iklan? Ketika masalah datang, kita berpikir, "Kapan ini selesai?" Tapi begitu kebahagiaan menyapa, kita justru lupa bahwa babak baru akan segera dimulai.

Ironisnya, kita sering mempersiapkan diri untuk menghadapi kesedihan, tetapi jarang berpikir bahwa kebahagiaan pun memiliki batas waktu. 

ilustrasi: (sumber: storyofsouls.com)
ilustrasi: (sumber: storyofsouls.com)

Bukankah lucu bagaimana kita berusaha keras mengabadikan momen-momen indah, dengan kamera, jurnal, atau media sosial, hanya untuk menyadari bahwa kenangan tak bisa menahan waktu?
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kalimat Ini?

1. Hidup di Saat Ini
Ungkapan ini mengajarkan pentingnya menikmati setiap momen, tanpa terlalu terjebak dalam euforia atau keputusasaan.

2. Berhenti Berjuang Melawan Waktu
Kebahagiaan bukan tentang memperpanjang momen-momen indah, melainkan tentang menerima bahwa mereka ada untuk dinikmati.

3. Persiapan Mental untuk Siklus Hidup
Dengan menerima bahwa semuanya akan berlalu, kita bisa lebih siap menghadapi perubahan.

Kebahagiaan dan Kesedihan adalah Dua Sisi Koin

Hidup tak akan pernah hanya berisi satu sisi saja. Ketika berada di puncak, kita perlu ingat bahwa kebahagiaan tidak selamanya. Ketika di dasar, kita bisa berharap bahwa kesedihan pun punya batas waktu.

Ini bukan tentang pesimisme, tetapi realisme. Dan justru dalam realisme ini, kita menemukan kebebasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun